YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kubah lava baru di Gunung Merapi mulai teramati muncul sejak 4 Januari 2021.
Volume kubah lava terukur sebesar 46.766 meter kubik dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 meter kubik per hari.
Di dalam laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 8 Januari 2021-14 Januari 2021, dari analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 14 Januari terhadap tanggal 7 Januari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak.
"Perubahan morfologi ini karena aktivitas guguran dan perkembangan kubah lava baru," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 8 Januari 2021-14 Januari 2021, Jumat (15/1/2021).
Baca juga: Dalam 12 jam, Gunung Merapi Keluarkan 18 Kali Guguran Lava Pijar
Kubah lava baru di Gunung Merapi mulai teramati muncul sejak 4 Januari 2021.
Kubah lava yang selanjutnya disebut sebagai ubah lava 2021 ini berada di sektor Barat Daya Gunung Merapi di sekitar tebing Lava 1997.
"Pada tanggal 14 Januari 2021 volume kubah lava terukur sebesar 46.766 meter kubik dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 meter kubik per hari," ungkapnya.
Sedangkan deformasi Gunung Merapi menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 6 sentimeter per hari.
Dalam dua minggu ini laju pemendekan jarak menunjukkan penurunan yang signifikan.
BPPTKG mencatat kegempaan di Gunung Merapi tanggal 8 Januari 2021-14 Januari 2021 terjadi 2 kali awan panas guguran (AP), 208 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 803 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.056 kali gempa Guguran (RF), 172 kali gempa Hembusan (DG) dan 16 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan internal pada minggu ini menurun signifikan dibandingkan minggu lalu. Gempa RF yang mencerminkan aktivitas guguran lava dari erupsi cenderung tinggi," tegasnya.
Baca juga: Pemkab Sleman Segera Perbaiki Jalur Evakuasi Merapi yang Masih Rusak
BPPTKG menyimpulkan, sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
BPPTKG masih menetapkan status aktivitas dalam tingkat Siaga (Level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan dan Barat Daya meliputi Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 Km.
"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," tandasnya
BPPTKG merekomendasikan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.