"Anggota mau selamatkan dia tetap melawan. Dia berenang bersembunyi di antara celah kapal yang bersandar dan mencoba bertahan," katanya.
SA kemudian dievakusi ke RSUD Nunukan dengan luka tembak di perut.
Baca juga: Cerita Risal Bongkar Rumah dan Pindah karena Beda Pilihan dengan Pemilik Tanah di Pilkada Nunukan
Setelah menjalani perawatan beberapa hari, AS meninggal dunia pada Selasa (12/1/2021) sekitar pukul 01.30 WIB.
"Pasien memiliki penyakit jantung bawaan dan ada infeksi berat. Kedua hal itu menjadi penyebab pasien meninggal dunia," ujar Humas RSUD Nunukan Hairil saat dikonfirmasi, Rabu (13/1/2021).
Hairil mengatakan dokter telah melakukan tindak operasi dengan mengeluarkan proyektil bersarang di perut AS.
"Infeksi berat itu yang buat pasien tidak bisa bertahan, apalagi dia sudah kehilangan banyak darah waktu dilarikan ke Rumah sakit," ujarnya.
Baca juga: Paslon 02 Pilkada Nunukan Tuding Banyak Pemilih Siluman, Ajukan Gugatan ke MK
Sementara itu Kapolsek Nunukan Kota Iptu Randya Shaktika mengatakan, tersangka terpaksa ditembak karena melukai petugas saat akan ditangkap.
"Kita SP3 atau kita setop kasus penganiayaan, tapi untuk kebakaran, anggota masih tetap lidik, harus ada kepastian apa sebab terjadi kebakaran itu," jelasnya.
Sementara itu dari keterangan warga sekitar, AS diduga mengalami gangguan jiwa.
"Jadi begitu imam shalat ucap salam, kami berhamburan keluar, menyelamatkan barang barang. Dari keterangan warga sekitar, memang ada yang bakar, tapi saya belum berani menuduh, tapi banyak yang bilang pelakunya kurang waras," tutur Ketua RT 10 Nunukan Utara, Efendi Ansar.
Baca juga: Di Krayan Nunukan, Harga BBM Tembus Rp 35.000 Per Liter, Harga Gula Rp 40.000 Per Kilo
Kapolsek Nunukan Iptu Randya Shaktika membenarkan bahwa terduga pelaku memiliki gangguan psikologi.
"Sementara seperti itu kondisinya (tidak waras), masih kita dalami. Kalau jumlah korban ada sekitar tujuh orang yang terkena sabetan senjata tajam, termasuk ibu hamil," jelasnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Zulfiqor | Editor: Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.