Mundjidah Wahab meninjau lokasi banjir di Dusun Beluk, didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang Abdul Wahab, serta Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Novanto.
Selain itu, tampak Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Rumah (PUPR) Miftahul Ulum, beberapa Kepala Dinas Pemkab Jombang, serta petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
Mundjidah mengatakan, dibanding tahun sebelumnya, banjir yang melanda Dusun Jombok lebih parah dan lama.
Menurut Mundjidah, tingginya curah hujan akibat dampak la nina menjadi faktor yang tidak bisa dielakkan sehingga banjir tak kunjung surut.
Selain itu, lanjut dia, ada faktor tumpukan sampah yang menghambat aliran sungai Avur Watudakon ke Dam Sipon, sehingga air sungai meluber ke perkampungan warga.
Baca juga: Menjadi Pilot adalah Cita-citanya sejak Kecil...
"Problemnya memang setiap tahun, namun tahun ini lebih besar dan lebih lama. Saya pantau makin naik airnya karena (faktor) hujan (terjadi) setiap hari," ujar Mundjidah saat meninjau lokasi banjir, Rabu.
Untuk mengurangi banjir di Dusun Beluk, Pemkab Jombang membersihkan sampah yang menghambat laju aliran air di Dam Sipon.
"Kita sudah lakukan bersama-sama BBWS, PUPR Kabupaten dan Kabupaten Mojokerto untuk mengatasi hal ini. Kami upaya mendatangkan alat untuk mengeruk sampah yang ada di Dam Sipon, sehingga airnya bisa lancar," kata Mundjidah menjelaskan rencana penanganan banjir.
Sebelumnya, banjir melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, sejak awal Januari 2021.