Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

170 Rumah di Jombang Terendam Banjir Selama 12 Hari, Berawal dari Genangan Air di Jalan

Kompas.com - 12/01/2021, 19:59 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 170 rumah di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang terendam banjir selama 12 hari.

Dusun tersebut berada di perbatasan antara Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto.

Dwi Sriasih (51) salah satu warga terdampak banjir bercerita, banjir di dusunnya berasal dari luapan Sungai Avur Ngotok Ring Kanal yang melintas di wilayah tersebut.

"(Banjir) sekarang sudah masuk hari ke dua belas," kata Dwi kepada Kompas.com, Selasa (12/1/2021).

Baca juga: Sudah 12 Hari, 1 Dusun di Jombang Ini Dilanda Banjir

Dwi mengatakan air yang menggenangi Dusun Beluk sempat surut sebentar namun banjir terus berlangsung hingga hari ke-12.

"Sempat surut sebentar, tapi Kamis malam banjir lagi sampai sekarang," ungkap Dwi.

Sementara itu Sri Utami (42) warga Desa Beluk mengatakan awalnya banjir hanya menggenangi jalan dan pekarangan rumah.

Namun sejak Minggu (10/1/2021) banjir bertambah tinggi. Sebagian warga pun memilih untuk mengungsi ke kerabat yang rumahnya tidak terkena banjir.

"Terpaksa mengungsi, karena air sudah masuk rumah. Hari minggu airnya mulai naik," kata Sri Utama.

Baca juga: Banjir Putus Akses Trans Kalimantan di Tanah Laut Kalsel

Suasana banjir hari ke-12 di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (12/1/2021).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Suasana banjir hari ke-12 di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (12/1/2021).
Di hari ke-12, banjir masih menggenangi sepanjang jalan Dusun Beluk termasuk pekarangan rumah dan sebagian besar rumah warga.

Ketinggian banjir bervariasi. Di jalan raya dan pekarangan rumah warga setinggi 30 sentimeter hingga 80 sentimeter.

Sedangkan di rumah warga, ketinggian antara 15 sentimeter hingga 50 sentimeter.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dusun Beluk Setyo Budiyanto mengatakan banjir tersebut berdampak pada aktivitas ekonomi dan pertanian masyarakat.

Baca juga: Banjir Kembali Landa Kota Bima, Sebuah Jembatan Gantung Putus

Ia mengatakan awalnya hanya puluhan rumah yang terendam banjir. Namun saat ini ada 170 rumah dan 90 hektar sawah yang terendam banjir.

"Kalau sawah, sekarang lebih luas lagi yang terdampak banjir. Sekitar 90 hektar," kata Setyo.

Menurutnya, salah satu penyebab luapan air sungai adalah tidak lancarnya aliran Sungai Avur Ngotok Ring Kanal saat masuk ke Dam Sipon.

Setyo mengatakan ntuk menangani banjir, diperlukan normalisasi sungai, serta membersihkan sampah-sampah yang mengendap di Dam Sipon.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Moh. Syafií | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com