Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Gunung Rinjani Meninggal Jatuh ke Jurang, Sempat Diperingatkan, tapi Tetap Nekat Mendaki

Kompas.com - 04/01/2021, 07:14 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Muhammad Fuad Hasan (26), pendaki asal Sawah Pulo Wetan, Desa Ujung, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang di jalur pendakian Senaru, Lombok Utara, sedalam 100 meter, Jumat (1/12/2021).

Fuad diketahui hendak mendaki Gunung Rinjani untuk merayakan ulang tahunnya yang ke- 26. 

"Kita memang sudah rencanakan mendaki Rinjani, tahun baruan dan ulang tahun dia juga tanggal 1 Januari kemarin. Kami sama-sama ada keinginan ke Rinjani," kata Muhammad Azizi Aji (19), rekan korban kepada Kompas.com, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Minggu (3/12/2021) malam.

Baca juga: Cerita Nahas Fuad, Terpeleset di Gunung Rinjani, Ditemukan Tewas di Dasar Jurang

Aji mengatakan mereka datang ke Lombok mengunakan kapal dan naik sepeda motor dari Surabaya.

Mereka bermalam di rumah kawan dan akhirnya menuju Gunung Rinjani pada Kamis (31/12/2020) melalui jalur pendakian Senaru.

"Saya naik hanya berdua dari Surabaya tanggal 31 Desember sekitar pukul 10.30 WITA. Perjalanan kami lancar tiba di pos 1 dan pos 2," tutur Aji.

Baca juga: Terpeleset ke Jurang, Pendaki Asal Surabaya Tewas di Gunung Rinjani

Di pos 2 mereka bertemu rombongan pendaki asal Bima-NTB, dan kemudian ikut bersama rombongan karena baru pertama kali mendaki Rinjani.

Namun, ketika tiba di pos 3, Fiad dan Aji bertemu pendaki asal Bekasi yang baru turun.

Pendaki tersebut memperingatkan semua rombongan untuk mengurungkan niat mendaki Rinjani dan menuju danau karena jalur ekstrem.

"Dia cerita kalau jalurnya ekstrem. Katanya dia hampir mati 50 kali kata orang Bekasi itu. Dari sana mental kawan-kawan dari Bima agak down. Akhirnya rombongan kawan-kawan Bima menuggu di pos 3, saya dan Fuad memutuskan untuk tetap naik ke Pelawangan Senaru," kata Aji.

Setelah tiba di Pelawangan Senaru, keduanya kelelahan dan mereka memutuskan istirahat dan membangun kemah di Cemara Lima di bawah Pelawangan Senaru.

Keesokan harinya, hari Jum'at (1/1/2021), pukul 10.00 WITA, mereka melanjutkan pendakian ke Pelawagan Senaru selama dua jam perjalanan.

Saat Fuad dan Aji memutuskan menuju Danau Segara Anak. Ternyata mereka melewati jalur lama yang telah mengalami longsor pasca-gempa Lombok 2019.

"Saya tidak tahu kalau melewati jalur lama karena rambu rambunya kurang jelas, karena kabut," kata Aji.

Aji menuturkan awalnya dirinyalah yang berada di depan memandu pendakian. Dia mengatakan pada Fuad jika jalur cukup mudah mereka akan melanjutkan pendakian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com