Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Meningkat, PSBB Banten Dianggap Hanya Seremonial

Kompas.com - 29/12/2020, 05:52 WIB
Rasyid Ridho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Muhammad Nizar menilai, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidaklah efektif mengendalikan kasus Covid-19.

Bahkan, Nizar menganggap, kebijakan PSBB yang terus diperpanjangan oleh Pemprov Banten hingga masuk ke jilid keempat hanya seremonial belaka.

"Penerapan PSBB sejak awal tidak efektif, hanya seremonial," kata Nizar kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp-nya. Senin (28/12/2020).

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Kasus Kriminalitas di Banten yang Bikin Heboh, Madu Palsu hingga Praktik Aborsi

Nizar menyoroti lonjakan kasus dan munculnya klaster baru penularan virus corona di Banten.

"OTG yang tidak bisa dideteksi. lonjakan besar terjadi karena ada tracking. Namun, indikasi banyak yang terpapar dari OTG," ujar Nizar yang merupakan Ketua Komisi V DPRD Banten.

Meski demikian, politisi partai Gerindra itu juga melihat masih kurang sadarnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

"Seluruh stakeholder termasuk masyarakat harus punya kesadaran yang tinggi untuk menekan angka peningkatan kasus," ucapnya.

Baca juga: Ini Sanksi yang Diberikan Gubernur Banten jika Ada ASN Kedapatan Pergi ke Luar Kota Saat Natal dan Tahun Baru

Tanggapan Pemprov Banten

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, PSBB diterapkan sebagai upaya pengendalian Covid-19.

Namun, kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan membuat upaya pemerintah mengendalikan Covid-19 sia-sia.

"Sekarang yang pertama kita evaluasi kesadaran masyarakat. Kalau upaya (Pemprov) sudah luar biasa. Bahkan, membuat Perda sanksi prokes baik personal maupun perusahaan," ujar Andika ditemui Kompas.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com