Mariana Oktaviana, penjual sari kedelai dalam kemasan asal Kaliwates, mengaku, omzetnya menurun drastis.
“Karena Covid-19, penurunan omzet bisa 80 persen,” tambah Mariana.
Sebelum pandemi, Mariana menjual produknya secara offline. Ia menjajakan sari kedelai kemasan itu di sejumlah acara, bazar, dan kegiatan lain seperti car free day di Alun-alun Jember.
“Saya jual secara offline karena produknya fresh, tidak tahan lama,” terang dia.
Sejak pandemi, penjualan produk sari kedelai dalam kemasan miliknya turun. Sejumlah produk yang dititipkan di toko terpaksa ditarik karena sepi pembeli.
Baca juga: Asal Penerapan Protokol Kesehatan Diperhatikan Sekolah, Saya Tidak Masalah Belajar Tatap Muka
“Kami kehilangan pasar dengan ada wabah ini,” ucap dia.
Di satu sisi, perempuan yang akrab disapa Ana itu harus berpikir keras memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ia pun terpaksa mengganti dagangannya.
Kini, Mariana menjual sirup jahe yang siap diminum.
“Dari sana, pembeli secara online mulai meningkat,” kata Mariana.
Sementara itu, Ketua Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jember Supiatin menambahkan, banyak dampak yang dirasakan oleh perempuan selama pandemi Covid-19.