Ratusan kilometer jalan yang belum terbangun itu di antaranya, 39,57 kilometer di Trenggalek, 21,14 kilometer di Tulungagung, 4,40 kilometer di Kabupaten Malang, 56,43 kilometer di Jember, dan 19,10 kilometer di Banyuwangi.
Sementara, sejumlah ruas dalam tahap pengerjaan, di antaranya 37,36 kilometer dibiayai Islamic Development Bank (IDB), 25,24 kilometer dibiayai APBN 2020-2021, 16, 89 kilometer dari APBN 2020-2021, dan 71,69 klometer dibiayai IDB.
Menurut Khofifah, JLS tak hanya membuka akses infrastruktur tapi membuka akses ekonomi warga di pantai selatan Jawa Timur.
"Masih ada kesenjangan yang cukup tinggi antara wilayah utara dan selatan Jawa Timur," katanya.
Selain potensi wisata alam berupa pantai yang sangat indah, JLS juga membuka potensi ekonomi industri sektor pertanian dan perikanan yang menjanjikan.
Baca juga: Video Viral Mobil Pikap Terguling ke Jurang Sedalam 100 Meter, Penumpang Melompat dan Selamat
"Sepanjang JLS itu pantai-pantai yang sangat indah. Punya corak pasir khas dan gugusan karang yang mempesona. Kalau sektor wisata jalan, secara otomatis UMKM juga ikut terdongkrak," terangnya.
JLS melintasi delapan daerah yakni Banyuwangi, Jember, Kabupaten Malang, Lumajang, Kabupaten Blitar, Tulungagung, Trenggalek, hingga Pacitan. Proyek JLS dibangun sejak masa Gubernur Jawa Timur Imam Utomo pada 2002.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan