Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan karena Anjuran Menteri Sekolah Tatap Muka, yang di Bawah Membuka Tanpa Kesiapan"

Kompas.com - 24/11/2020, 13:45 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Pemerintah telah mengizinkan kegiatan belajar mengajar di kelas atau tatap muka, pada Januari 2021 mendatang.

Boleh tidaknya pembelajaran tatap muka ini akan diserahkan kepada pemerintah daerah (pemda).

Sejumlah orangtua siswa di Denpasar mengaku setuju dengan kebijakan tersebut.

Namun, mereka tetap khawatir mengizinkan anaknya sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Seperti yang diungkapkan oleh Yuda Maruta, warga Sibangkaja, Denpasar, Bali, yang anaknya saat ini duduk di kelas SD dan SMP di wilayah Denpasar.

Baca juga: Kegiatan Sekolah Tatap Muka di Belitung Ditunda, Ini Penyebabnya

Ia mengaku, akan mengizinkan anaknya sekolah tatap muka jika pihak sekolah bisa memastikan bagaiman protokol kesehatan dijalankan.

"Ya enggak apa-apa, tapi tergantung kepada penerapan protokol kesehatan yang dilakukan pemerintah," kata bapak dua anak ini, saat ditemui di sekitar Kantor Wali Kota Denpasar, Selasa (24/11/2020).

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan yakni memastikan siswa di sekolah menjalankan proktokol kesehatan.

Terutama kepada anak-anak yang usianya duduk di PAUD, TK, dan SD.

Di sisi lain, ia kasihan melihat anak-anaknya yang selama ini sekolah daring. Anak-anak tersebut tentu akan kangen dengan suasana belajar di kelas dan bertemu dengan teman-temannya.

Menurutnya, sekolah daring juga berpengaruh dengan tingkat pemahaman mereka terhadap mata pelajaran.

Sementara itu, Nandang Astika, warga Jalan Ahmad Yani Utara, Denpasar, mengaku, masih mempertimbangkan untuk mengizinkan kedua anaknya sekolah tatap muka.

Sebab, ia merasa khawatir mengingat penularan Covid-19 di Denpasar masih terjadi.

Kemudian, ia mempertanyakan garansi apa yang diberikan pemerintah agar anak-anak aman di sekolah.

"Memang dilema, ketika anak-anak belajar di rumah anak-anak tak fokus karena tak mendapat pendampingan khusus guru. Tapi, ketika belajar di sekolah, belum ada kepastian anak-anak aman," kata dia.

Ia ingin pihak sekolah dan pemerintah memberikan kejelasan dan ketegasan dalam penerapan protokol kesehatan.

"Jangan karena ada anjuran Menteri sekolah tatap muka, kemudian yang di bawah membuka tanpa ada perhatian dan kesiapan yang jelas," kata dia.

Ia mengaku, masih kahwatir dan keberatan mengizinkan anaknya yang masih sekolah SD untuk sekolah tatap muka.

Baca juga: Sekolah di Karawang Siap Berlakukan Belajar Tatap Muka

Hal ini karena mengatur anak usia SD taat protokol kesehatan jauh lebih sulit.

Namun, untuk anaknya yang di SMP kemungkinan besar akan mengizinkan.

"Kalau ini saya harus berpikir lagi ya. mengizinkan apa tidak anak ikut sekolah. Anak SMP kemungkinan mengizinkan, tapi yang untuk SD masih berpikir," kata dia.

Luh Rai Suseni, warga Denpasar lainnya juga setuju saja dengan penerapan sekolah tatap muka. Alasannya karena anak akan lebih memahami materi pembelajaran jika mendapat pendampingan guru.

Namun, ia tetap khawatir bagaimana nanti anaknya di sekolah di tengah pandemi Covid-19.

Ia harap pihak sekolah benar-benar menerapkan protokol kesehatan terutama dalam menjaga jarak.

"Kami pesan kepada ibu gurunya agar menerapkan jaga jarak ke siswa. Orangtua pasti ada khawatir, kan," kata ibu yang anaknya sekolah di salah satu SMK di Denpasar ini.

Salah satu Guru di SMK 1 Denpasar, Wayan Esa Baskara mengatakan, sekolah tatap muka di tengah pandemi merupakan sebuah dilema.

Di satu sisi, saat ini penularan Covid-19 masih terjadi.

Namun, di sisi lain, siswa perlu belajar tatap muka agar bisa lebih memahami materi pembelajaran dan mendapatkan pendidikan karakter.

Menurutnya, sekolah tidak hanya tempat untuk mencari ilmu pengetahuan.

Namun, ada juga pendidikan karakter yang bisa didapatkannya melalui sekolah tatap muka.

"Kalau hanya daring sepertinya pembinaan karakter ini tak bisa atau terganggu, karena orangtua di rumah sibuk bekerja dan tak bisa mendampingi terus menerus. Jarak yang memisahkan siswa dan guru pasti menjadi kendala," kata dia.

Ia mencontohkan, sata sekolah tatap muka, anak terbiasa bangun pagi dan berpenampilan rapi.

Namun, saat sekolah daring, anak mulai malas dan bahkan ada yang memanjangkan rambut dan mewarnainya.

Terkait sekolah tatap muka, ia mengatakan tergantung bagaimana kesiapan sekolah dan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Soal Jadwal Sekolah Tatap Muka SMA dan SMK, Ini Kata Disdik Riau

"Kalau saya secara pribadi yang penting semua siap, pasti bisa kalau semua sudah siap. Nah, sekolah yakin enggak, semuanya punya penerapan prokes yang benar dan sesuai biar tidak nanti muncul klaster ya kan. Seperti sekolah yang punya siswa ribuan," kata dia saat dihubungi.

Sebab, menurutnya, menjaga siswa menerapkan protokol kesehatan tak hanya terjadi di sekolah.

Namun, juga bagaimana saat siswa berangkat dan saat pulang dari sekolah.

Apalagi, siswa-siswa SD yang tentu penanganannya akan lebih sulit dalam menjaga jarak dibanding siswa SMP atau SMA/SMK.

Menurutnya, ada sebagain orangtua siswa yang masih belum siap dan khawatir.

"Jadi izin orangtua ini penting juga," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Kadis Dikpora) Provinsi Bali Ngurah Boy Jayawibawa, mengatakan, Bali siap dengan sekolah tatap muka, Januari mendatang.

Namun, boleh tidaknya siswa ikut pembelajaran tatap muka ini tergantung dari izin orangtuanya.

Sebab, orangtua yang paling tahu kondisi anaknya dalam kurun waktu 14 hari terakhir.

"Harus ada surat pernyataan dari orangtua yang mengizinkan anakanya. Dia pasti tahu, dalam kurun waktu 14 hari dia (anaknya) bagaimana," kata Boy, saat dihubungi, Senin (23/11/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com