Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Suryadi Tersesat di Hutan Pacet gara-gara Ikuti Google Maps, Berkabut dan Tak Sadar Lewati Jalan Berbatuan

Kompas.com - 14/11/2020, 13:13 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Suryadi (31) warga Kabupaten deli Serdang, Sumatera Utara tersesat di Hutan Pacet Mojokerto saat mengendarai mobil mengikuti google maps.

Hari itu, Kamis (12/11/2020) Suryadi melakukan perjalanan dari Malang ke tempat tinggal di Surabaya. Ia berangkat dari Malang sekitar pukul 18.30 WIB.

Karena tak hapal jalan, ia menggunakan aplikasi Google Maps yang didengar melalui headset. Ia pun masuk gerbang tol Malang-Surabaya pada Kamis malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Dengan menggunakan aplikasi Google Maps ia melaku dengan kecepatan normal melintas tol Malang-Surabaya.

"Saya mau pulang ke Surabaya kerena tidak paham jalan saya pakai Google Maps tapi nggak melihat Handphone cuma dengar pakai Headset," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Ikuti Google Maps, Pengemudi Mobil Ini Dibuat Merinding Tersesat di Hutan Pacet

Mobil berhenti di tengah hutan

Ilustrasi mobil mengalami hydroplaning di jalan yang basah.Dok. Shutterstock Ilustrasi mobil mengalami hydroplaning di jalan yang basah.
Dalam keadaan sadar, ia mengikuti suara pemandu jalan aplikasi Google Maps yang menyuruhnya belok keluar ke pintu Tol Purwodadi, Pandaan.

Setelah itu ia sempat merasa ada yang mengetuk kaca mobil sebelah kiri.

Ia pun terus melanjutkan perjalanan. Menurutnya selama perjalanan ia merasa jalan yang ia lewati bagus namun tidak bertemu orang sama sekali.

"Ya saya ikuti, itu setelah jalan kaca mobil sebelah kiri ada yang mengetuk, nah disitu mulai saya merinding segala macam," jelasnya.

Satu jam kemudian ia merasa mobilnya berhenti dan tak mau jalan walaupun sudah digas.

Baca juga: 11 Tahun Hilang di Jakarta, Remaja Sragen Bertemu Keluarga Setelah Iseng Cari Alamat di Google Maps

Ia pun turun dari mobil dan menyadari jika berada di tengah hutan. Tak hanya itu ternyata ia melewati jalan terjal penuh bebatuan.

"Saya sadar saat mobil tidak bisa dan di gas tetap gak jalan, saya turun menyalakan senter lho ternyata ini hutan tidak ada rumah sama sekali. Ya saya ikuti suara dari Google Maps," ceritanya.

Menurutnya, selama perjalanan ia melewati jalan dengan kondisi bagus bahkan ia melaju dengan kecepatan antara 80 km hingga 100 km per jalm.

"Sebelum aku turun dan gas ya seperti jalan bagus dan jalannya lurus kanan kiri kabut. Saya dari malang pukul 18.30 Wib dan di lokasi sekitar 20.30 Wib di lokasi sedangkan di dalam mobil sekitar satu jam," kata dia.

Baca juga: Video Viral TikTok, Melihat Ibu Saat Masih Hidup di Google Maps

Mobil dievakuasi warga dan polisi

ilustrasi Google Mapsgsmarena.com ilustrasi Google Maps
Jaka, seorang relawan yang membantu proses evakuasi mobil, mengatakan setelah menghentikan kendaraannya Suryadi berdiam diri di dalam mobil.

Suryadi terlihat berupaya menghubungi orang terdekat namun tidak direspons. Dia akhirnya menghubungi Suara Surabaya untuk meminta pertolongan.

Pihak Kepolisian Polsek Pacet bersama warga setempat dan relawan menuju ke lokasi kejadian mobil yang terjebak sekitar pukul 21.00 Wib.

Mobil dievakuasi dengan didorong bersama puluhan warga dan bantuan mobil 4x4.

Baca juga: Ikuti Google Maps, Pengendara Scoopy Masuk Jalur Tol Mojokerto-Jombang

"Mobil dievakuasi sekitar pukul 23.15 WIB," ucap Jaka.

Jaka menambahkan korban mengalami trauma dan beristirahat di Aspol Polsek Pacet.

Menurut Jaka, korban tidak merasakan kejanggalan saat melewati kondisi jalan ekstrem di mana banyak batu.

"Pengakuan pengemudi mobil melaju kecepatan 80 kilometer sampai 100 kilometer dan baik-baik saja cuma memang dia bilang ada kabut pada kanan kiri jalan yang jaraknya 1,5 kilometer dari jalan raya," katanya.

Baca juga: Terdeteksi Google Maps, Ukuran Buaya di Nunukan Tidak Wajar

Tahun 2019 terjadi kasus serupa

ilustrasi Google Mapscnet.com ilustrasi Google Maps
Kasus ini bukan yang pertama kali. Pada 2019, Kurtono, (58), warga asal Kertajaya, Surabaya nyaris tewas karena mobila ia kemudikan masuk ke dalam jurang Sendi di Mojokerto, Sabtu (29/6/2019).

Dilansir dari Surya.co.id, Kurtono bercerita saat kejadian untuk pertama kalinya ia melewati jurang Sendi saat bepergian ke Malang.

"Baru pertama kali lewat jurang Sendi melalui navigasi dari Google Maps tujuan saya ke Malang berlibur sama cari bibit pohon hias sama liburan," ujarnya.

Kurtono mengaku, dia berangkat dari Surabaya ke Malang untuk mencari bibit pohon hias dan liburan.

Namun ia baru sadar dan bingung dengan kondisi mobilnya setelah masuk ke jurang Sendi sedalam 25 meter pada Sabtu (29/6/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.

Baca juga: Soal Foto Diduga Buaya 15 Meter di Google Maps, Ini Cerita Warga yang Temukan Pertama Kali

Diduga mobil mengalami rem blong saat menuruni turunan jurang Sendi.

Di berita sebelumnya, sebuah mobil Toyota Yaris dengan plat nomor L 1787 WR, masuk ke Jurang Sendi, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (29/6/2019) pukul 18.00.

Mobil masuk ke dalam jurang tersebut sedalam 25 meter.

Mobil tersebut dikemudikan oleh Kurtono, (58), asal Kertajaya, Surabaya.

Saksi mata kecelakaan tersebut, Udin (40), bercerita sebelum masuk ke jurang, mobil sempat menabrak ke tiang pembatas jurang.

"Mobil melaju dari arah Malang menuju ke arah Trawas, kecepatan mobil saat menuruni turunan jurang sendi sekitar 100 kilometer lebih," jelas elas Udin, Sabtu (29/6/2019).

Baca juga: 2 Turis Asal Amerika Tersesat di Hutan karena Ikuti Google Maps

Pada saat menuruni turunan jurang sendi, lanjut Udin, sopir tidak bisa menguasai kemudi karena kampas rem mengalami panas karena sering diinjak.

Akibatnya, sopir menabrak ke pembatas jurang.

"Setelah menabrak pembatas jurang, mobil menabrak sisi kanan pohon di sekitar jurang sendi. Akibatnya, mobil oleng." Katanya.

Beruntung sopir mengalami luka ringan dan segera dibawa ke Puskesmas Pacet.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Mobil Warga Surabaya Tersesat di Hutan Pacet Gara-gara Ikuti Google Maps, Polisi Sampai Turun Tangan,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com