Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Mojokerto Sulap Sungai Kumuh Jadi Tempat 15.000 Ikan, Berawal dari Kebun Angker

Kompas.com - 13/11/2020, 23:23 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Warga lingkungan RT 004 bisa menikmati sayur organik yang sehat serta bisa mengonsumsi ikan tanpa harus mengeluarkan uang.

"Kalau butuh sayur ya tinggal datang ke sini. Warga sini boleh ngambil," kata Sri Asniati, warga lingkungan RT 004, kepada Kompas.com, di lokasi Kebun Ceria.

Warga lainnya, Mertin, mengatakan, dari Kebun Ceria warga setempat khususnya ibu-ibu bisa belajar tentang pertanian, mulai dari pengolahan lahan, menanam, merawat, hingga panen.

Padahal, sebelumnya, hampir semua warga lingkungan RT 004 tidak memiliki latar belakang ataupun pengetahuan soal pertanian.

"Sekarang jadi mulai ngerti soal pertanian. Padahal, hampir semua warga di sini sebelumnya tidak tahu soal pertanian," kata Mertin.

Dia menuturkan, sejak ada lahan tanaman sayur organik di lingkungannya, warga semakin kompak dan perilaku gotong royong kian meningkat.

Baca juga: Cerita Petani Madu di Sikka, Panen di Malam Hari hingga Buat Acara Adat demi Madu Berkhasiat

Sungai di depan rumahnya juga menjadi bersih dan asri karena adanya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Ketua RT 001 Dusun Penarip, Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto, Mad Efendi mengatakan, pada tahap awal, sempat terjadi pro kontra di antara warga saat ide menjaga sungai dari sampah dengan cara menebar bibit ikan.

"Tapi, lama-lama semua bisa menerima dan sekarang makin kompak untuk bersama-sama menjaga," kata Efendi.

Ketua RT 004 Dusun Sinoman Setyo Wahyudi menuturkan, selain masyarakat yang lebih guyub dan lingkungan yang bersih dan asri, ada manfaat lain yang dirasakan masyarakat.

Mereka bisa mendapatkan sayur organik secara cuma-cuma, serta bisa mengonsumsi ikan dari sungai yang ada di depan rumah warga.

"Khusus untuk warga RT 004 bisa menikmati sayur dari kebun ini. Kalau ikan di sungai, warga sini ataupun warga (Dusun) Penarip boleh ambil sesuai kebutuhan," kata Setyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com