Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Mojokerto Sulap Sungai Kumuh Jadi Tempat 15.000 Ikan, Berawal dari Kebun Angker

Kompas.com - 13/11/2020, 23:23 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Sebuah sungai di Kota Mojokerto, Jawa Timur, menyajikan pemandangan unik karena tampak bersih dan asri.

Selain itu, sungai yang membelah kawasan permukiman penduduk dari dua kelurahan tersebut juga terdapat ribuan ikan yang hidup di sana.

Pemandangan tersebut tersaji di Sungai Sinoman, yang berada di lingkungan RT 004 RW 006, Dusun Sinoman, Kelurahan Miji, Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Pantauan Kompas.com, terdapat belasan keramba budidaya ikan di Sungai Sinoman yang dihiasi dengan aneka warna dan jenis ikan.

Baca juga: Detik-detik Menegangkan Bidan Siti Indriyani Bantu Wanita Melahirkan di Pasar, Tanpa Peralatan Medis

Di sungai itu, tampak beberapa jenis ikan dengan ukuran kecil hingga besar berenang dan kadang timbul tenggelam di antara aliran sungai.

Ketua RW 006 Iksan mengungkapkan, kondisi Sungai Sinoman yang membentang dari arah barat ke timur Dusun Sinoman berubah pada tahun 2020.

Sebelumnya, Sungai Sinoman akrab dengan suasana kumuh, menjijikkan karena dipenuhi sampah, serta bau tidak sedap kala musim kemarau.

"Dulu tidak seperti ini. Dulu kumuh dan banyak sampah," kata Iksan saat menemani Kompas.com berkeliling melihat-lihat kondisi Sungai Sinoman, Jumat (13/11/2020).

Sembari menebarkan pakan ikan ke sungai, Iksan menunjukkan beberapa keramba budidaya ikan dengan usia dan prakiraan berat ikan.

"Ikan yang di sini beratnya 3 kilogram. Usianya sekitar 6 bulan," ungkap Iksan, menunjukkan ikan dengan ukuran yang tampak lebih besar dari keramba yang lain.

Dia menyebutkan, ikan yang dipelihara di Sungai Sinoman terdiri dari berbagai jenis dengan jumlah total sekitar 15.000 ekor. 

Jenis ikan yang dipelihara, antara lain nila merah, nila hitam, tombro, mujaer, dan koi.

 

Iksan menuturkan, biaya memelihara ikan di Sungai Sinoman berasal dari swadaya masyarakat.

Ikan-ikan tersebut dipelihara bersama dan setiap warga bebas untuk mengambil di sungai sesuai kebutuhan konsumsi.

Asri dan menghibur

Warga yang tinggal di bantaran Sungai Sinoman, Kota Mojokerto Jawa Timur, menebarkan pakan ikan ke sungai, Jumat (13/11/2020). Sejak 6 bulan lalu, sungai tersebut dimanfaatkan untuk memelihara ikan sekaligus untuk menjaga agar sungai tidak menjadi tempat pembuangan sampah..KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Warga yang tinggal di bantaran Sungai Sinoman, Kota Mojokerto Jawa Timur, menebarkan pakan ikan ke sungai, Jumat (13/11/2020). Sejak 6 bulan lalu, sungai tersebut dimanfaatkan untuk memelihara ikan sekaligus untuk menjaga agar sungai tidak menjadi tempat pembuangan sampah..

Bantaran Sungai Sinoman dipadati dengan rumah-rumah penduduk dari dua kelurahan berbeda.

Di sisi utara Sungai Sinoman, berjejer rumah penduduk RT 004 RW 006 Dusun Sinoman, Kelurahan Miji, Kota Mojokerto.

Sedangkan di sisi selatan bantaran Sungai Sinoman, terdapat rumah-rumah penduduk RT 001 Dusun Penarip, Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto.

Rumah-rumah penduduk tersebut menghadap langsung ke Sungai Sinoman.

"Kalau sebelumnya sungai ini jadi tempat pembuangan sampah, tapi sekarang sudah tidak ada," kata Yuli, warga Dusun Penarip, Kelurahan Kranggan.

Baca juga: Pemprov NTT: RUU Larangan Minuman Beralkohol Pasti Akan Ditolak Masyarakat

Menurut dia, ada perubahan drastis kondisi Sungai Sinoman sejak enam bulan terakhir.

Sebelumnya, suasana sungai kumuh menjadi pemandangan yang tidak bisa dielakkan saat keluar dari rumah.

Selain lebih asri, kata Yuli, keberadaan ribuan ikan di Sungai Sinoman juga menghadirkan hiburan tersendiri.

"Sangat senang dengan kondisi sekarang. Ikan-ikan di sungai jadi hiburan dan penghilang stres," ujar dia.

Berawal dari kebun angker

Suasana di Kebun Ceria, tempat bagi warga lingkungan RT 04 RW 06, Kelurahan Miji, Kota Mojokerto, Jawa Timur, untuk menanam sayur organik. Dari tempat ini pula warga setempat mendiskusikan masalah penanganan sungai yang menjadi tempat pembuangan sampahKOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Suasana di Kebun Ceria, tempat bagi warga lingkungan RT 04 RW 06, Kelurahan Miji, Kota Mojokerto, Jawa Timur, untuk menanam sayur organik. Dari tempat ini pula warga setempat mendiskusikan masalah penanganan sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah

Pemandangan bersih dan asri di Sungai Sinoman tidak lepas dari perubahan sebuah kebun di permukiman penduduk di lingkungan RT 004 Dusun Sinoman, Kelurahan Miji.

Lahan dengan luas 2.717 meter persegi tersebut hingga akhir tahun 2019 merupakan sebuah lahan tidur yang dikenal cukup angker bagi masyarakat setempat.

 

Namun, sejak awal tahun, kebun yang awalnya ditumbuhi semak belukar hingga ketinggian 2 meter tersebut mulai diubah menjadi lahan produktif.

"Dulu banyak yang enggak berani kalau lewat sini. Kalau terpaksa lewat sini, mesti lari-lari karena takut," tutur Akhmad Hambali, warga RT 004 RW 006, Dusun Sinoman.

Lahan tidur di sisi timur permukiman penduduk warga lingkungan RT 004 tersebut dimanfaatkan untuk menjadi lahan tanaman sayur organik.

Komoditas sayuran yang ditanam di bekas lahan angker itu, antara lain sawi, terong, cabai, dan tomat.

Di tengah lokasi kebun dibangun gazebo, beberapa tempat duduk dan meja dari kayu yang ditempatkan di bawah pohon, serta lapangan bola voli.

Suasana bersih, sejuk, dan asri di kebun yang dulunya dikenal sebagai tempat angker tersebut membuat tempat itu kini digandrungi masyarakat.

Setiap hari, dari pagi hingga malam, masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa memanfaatkannya untuk berkumpul.

Baca juga: Warga NTB Diminta Waspada Bencana di Musim Peralihan

Di tempat angker itu pula, masyarakat lingkungan RT 004 menanam sayur untuk kebutuhan mereka, saling sapa antartetangga, hingga berdiskusi untuk menata lingkungan.

Pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif tersebut menjadi awal munculnya kesadaran bersama untuk menciptakan suasana bersih dan asri di lingkungan mereka, khususnya membersihkan Sungai Sinoman dari sampah.

Ketua RT 004 Setyo Wahyudi mengatakan, perubahan kebun angker menjadi lahan produktif untuk komoditas sayuran membuat warga sering berkumpul di kebun.

Gagasan strategis dan inovatif pun sering kali lahir di tempat ini, termasuk gagasan untuk menjadikan lingkungan Sungai Sinoman menjadi kawasan bersih dan produktif.

"Awalnya warga sering kumpul di sini, menanam sayur untuk kebutuhan bersama. Dari sini muncul ide untuk memanfaatkan sungai untuk budidaya ikan, sambil mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai," kata Setyo.

Lahan yang menjadi primadona bagi warga untuk berkumpul atau tempat beristirahat tersebut dinamakan sebagai "Kebun Ceria".

Di Kebun Ceria, terdapat aneka tanaman sayur organik yang dikelola bersama oleh masyarakat secara swadaya.

Tanaman sayur di Kebun Ceria menjadi milik bersama. Masyarakat setempat diizinkan untuk mengambil sayuran sesuai kebutuhan konsumsi mereka.

Kesadaran dan kebersamaan

Hadirnya Kebun Ceria yang ditanami aneka tanaman sayur organik serta ribuan ekor ikan di Sungai Sinoman menghadirkan manfaat luar biasa bagi masyarakat setempat.

 

Warga lingkungan RT 004 bisa menikmati sayur organik yang sehat serta bisa mengonsumsi ikan tanpa harus mengeluarkan uang.

"Kalau butuh sayur ya tinggal datang ke sini. Warga sini boleh ngambil," kata Sri Asniati, warga lingkungan RT 004, kepada Kompas.com, di lokasi Kebun Ceria.

Warga lainnya, Mertin, mengatakan, dari Kebun Ceria warga setempat khususnya ibu-ibu bisa belajar tentang pertanian, mulai dari pengolahan lahan, menanam, merawat, hingga panen.

Padahal, sebelumnya, hampir semua warga lingkungan RT 004 tidak memiliki latar belakang ataupun pengetahuan soal pertanian.

"Sekarang jadi mulai ngerti soal pertanian. Padahal, hampir semua warga di sini sebelumnya tidak tahu soal pertanian," kata Mertin.

Dia menuturkan, sejak ada lahan tanaman sayur organik di lingkungannya, warga semakin kompak dan perilaku gotong royong kian meningkat.

Baca juga: Cerita Petani Madu di Sikka, Panen di Malam Hari hingga Buat Acara Adat demi Madu Berkhasiat

Sungai di depan rumahnya juga menjadi bersih dan asri karena adanya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Ketua RT 001 Dusun Penarip, Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto, Mad Efendi mengatakan, pada tahap awal, sempat terjadi pro kontra di antara warga saat ide menjaga sungai dari sampah dengan cara menebar bibit ikan.

"Tapi, lama-lama semua bisa menerima dan sekarang makin kompak untuk bersama-sama menjaga," kata Efendi.

Ketua RT 004 Dusun Sinoman Setyo Wahyudi menuturkan, selain masyarakat yang lebih guyub dan lingkungan yang bersih dan asri, ada manfaat lain yang dirasakan masyarakat.

Mereka bisa mendapatkan sayur organik secara cuma-cuma, serta bisa mengonsumsi ikan dari sungai yang ada di depan rumah warga.

"Khusus untuk warga RT 004 bisa menikmati sayur dari kebun ini. Kalau ikan di sungai, warga sini ataupun warga (Dusun) Penarip boleh ambil sesuai kebutuhan," kata Setyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com