Iksan menuturkan, biaya memelihara ikan di Sungai Sinoman berasal dari swadaya masyarakat.
Ikan-ikan tersebut dipelihara bersama dan setiap warga bebas untuk mengambil di sungai sesuai kebutuhan konsumsi.
Bantaran Sungai Sinoman dipadati dengan rumah-rumah penduduk dari dua kelurahan berbeda.
Di sisi utara Sungai Sinoman, berjejer rumah penduduk RT 004 RW 006 Dusun Sinoman, Kelurahan Miji, Kota Mojokerto.
Sedangkan di sisi selatan bantaran Sungai Sinoman, terdapat rumah-rumah penduduk RT 001 Dusun Penarip, Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto.
Rumah-rumah penduduk tersebut menghadap langsung ke Sungai Sinoman.
"Kalau sebelumnya sungai ini jadi tempat pembuangan sampah, tapi sekarang sudah tidak ada," kata Yuli, warga Dusun Penarip, Kelurahan Kranggan.
Baca juga: Pemprov NTT: RUU Larangan Minuman Beralkohol Pasti Akan Ditolak Masyarakat
Menurut dia, ada perubahan drastis kondisi Sungai Sinoman sejak enam bulan terakhir.
Sebelumnya, suasana sungai kumuh menjadi pemandangan yang tidak bisa dielakkan saat keluar dari rumah.
Selain lebih asri, kata Yuli, keberadaan ribuan ikan di Sungai Sinoman juga menghadirkan hiburan tersendiri.
"Sangat senang dengan kondisi sekarang. Ikan-ikan di sungai jadi hiburan dan penghilang stres," ujar dia.
Pemandangan bersih dan asri di Sungai Sinoman tidak lepas dari perubahan sebuah kebun di permukiman penduduk di lingkungan RT 004 Dusun Sinoman, Kelurahan Miji.
Lahan dengan luas 2.717 meter persegi tersebut hingga akhir tahun 2019 merupakan sebuah lahan tidur yang dikenal cukup angker bagi masyarakat setempat.