Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Ekonomi Dampak Pandemi Corona Pemicu Utama Perceraian di Gresik

Kompas.com - 11/11/2020, 18:35 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Faktor ekonomi menjadi alasan paling banyak digunakan, bagi pasangan yang memutuskan untuk melakukan perceraian di Pengadilan Agama (PA) Gresik.

Selama pandemi Covid-19, dari rentang April hingga Oktober 2020, PA Gresik mencatat ada sebanyak 1.160 kasus perceraian.

Faktor pemicu utama adalah ekonomi, sebanyak 522 kasus.

Perselisihan terus menerus sebanyak 303 kasus, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 228 kasus, baru menyusul faktor lainnya.

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Remaja di Gresik, Korban Masih Hidup Saat Dilempar ke Kubangan

"Memang ada faktor lain, tapi yang paling banyak itu karena faktor ekonomi. Mungkin karena pandemi ini juga, berkurang atau justru tidak adanya pendapatan sehingga akhirnya memilih untuk bercerai," ujar bagian Humas PA Gresik Sofyan Zefri, saat ditemui Kompas.com, Rabu (11/11/2020).

Sofyan menuturkan, memang ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab pasangan yang ada di Gresik memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga yang telah mereka bina.

Mulai dari mabuk, madat, judi, meninggalkan salah satu pihak, dihukum penjara, KDRT, cacat badan, perselisihan terus menerus, kawin paksa, hingga murtad.

Namun, dari faktor ini, ekonomi menjadi yang paling banyak menjadi alasan.

Bahkan, pada Oktober 2020, PA Gresik mencatat ada sebanyak 195 kasus perceraian.

Sebanyak 91 kasus yang mendasari perceraian karena alasan ekonomi, disusul perselisihan terus menerus sebanyak 47 kasus, dan KDRT sebanyak 32 kasus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com