Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Anak yang Ibunya Dibakar di Kulon Progo: Dia Datang Hanya untuk Minta Uang

Kompas.com - 11/11/2020, 15:51 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

“Model orangnya itu orang yang tidak mau kerja. Maunya meminta terus,” kata Adit.

Setelah berlangsung sekian lama, Ningsih mulai mengambil jarak dari Agus.

“Makku dijaluk terus yo suwe-suwe wegah (ibuku diminta terus ya lama-lama bosan),” kata Adit.

Baca juga: Rekonstruksi Pembakaran Perempuan di Kulon Progo, Anak Korban Coba Pukul Pelaku

Mendadak, ia mendapat kabar bahwa ibunya jadi korban penganiayaan. Yang membuat miris hati penganiayaan itu dilakukan dengan cara membakar.

Ningsih menderita luka bakar hingga 50 persen tubuh bagian depan, seperti pada bagian wajah, dada, perut, punggung dan tangan kiri dan kanan. Ia meninggal dunia di RSUD Wates pada 17 Oktober 2020.

“Dia dikubur di Pengasih di lokasi makam orangtuanya,” kata Kepala Dukuh Tawang, Juwahir.

Rekonstruksi pembakaran berlangsung di jalan kecil RT 34 pada Pedukuhan Tawang. Lokasinya tidak jauh dari simpang tiga jalan menuju Pedukuhan Gayam. Kanan kiri jalan ini berupa kebun dengan pohon jati hingga akasia yang lebat.

Rekonstruksi berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB. Warga memadat untuk menonton.

Insiden kecil terjadi menjelang rekonstruksi. Adit mencoba memukul Agus, pembakar ibunya, ketika Agus berjalan hendak memasuki area rekonstruksi. Polisi langsung menghalau dan mengamankan Adit menjauh dari lokasi rekonstruksi.

“Kami akan melakukan pembinaan pada anak ini,” kata Kapolsek Nanggulan Komisaris Polisi Yustinus Tarwoco Nugroho.

Insiden kecil ini tidak menghalangi jalannya rekonstruksi. Rekonstruksi berlangsung sekitar satu jam. Adegan demi adegan berjalan lancar.

Kasus ini berlatar sakit hati Agus yang lamarannya ditolak Ningsih. Ia pun nekat menganiaya Ningsih dengan cara dibakar. Hampir 2 bulan kemudian, Ningsih meninggal dunia di RSUD Wates.

Polisi menjerat Agus dengan pasal 340, pasal 338 dan pasal 351, bagi Agus. Ancamannya hukuman seumur hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com