Gelombang juga diprediksi akan tinggi. Ia meminta kepada para nelayan rajin memonitor perkembangan cuaca.
"Kalau di Bali malah November (puncaknya). Kalau wilayah lain ada yang Desember dan bulan-bulan ini harus diwaspadai baik oleh nelayan maupun seluruh anggota masyarakat terkait bencana hidrometeorologis, terutama longsor, banjir dan banjir bandang," katanya.
Ia menambahkan, Sekolah Lapang Cuaca Nelayan yang diikuti 25 perwakilan nelayan yang berada di kabupaten dan kota di Bali digelar selama tiga hari.
Baca juga: Soal Penerbangan Internasional Akan Dibuka di Bali, Ini Penjelasan Gubernur
Pogram ini sudah berjalan sejak tahun 2016 dengan tujuan para nelayan bisa mengetahui cuaca ekstrem dan menerangkan zona aman serta tempat berkumpulnya ikan tangkapan.
Dengan demikian, para nelayan diharapkan bisa melakukan perencanaan langsung menuju ke tempat berkumpulnya ikan.
"Jadi dari segi keamanan, memanfaatkan informasi cuaca dan iklim akan menjaga bahkan dari segi produktifitas juga akan semakin meningkat," kata dia.
Program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan diikuti oleh 22 Provinsi di Indonesia dengan 500 peserta dan semuanya adalah nelayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.