Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Nelayan di Pesisir Balikpapan, Area Tangkapan Terancam karena Industri

Kompas.com - 04/11/2020, 21:15 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Belum lagi dampak lain seperti limbah CPO, tumpahan minyak dan batu bara, limbah alat berat ke sungai, lalu lintas kapal padat, dan berbagai masalah lainnya.

Akibatnya, wilayah tangkap nelayan di pesisir Sungai Wain, Sungai Somber, Tempadung, Berenga, Sepaku, Semoi, dan sekitar itu turut terdampak.

Ikan dan kepiting sungai berkurang. Areal ini meliputi dua wilayah, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan. Nelayan kedua daerah ini mencari makan di tempat sama.

Rusli mengaku jadi nelayan di kawasan pesisir sudah tiga generasi. Dari kakek, bapak, dan dirinya.

Dia memilih jadi nelayan karena penghasilan mencukupi sebelum ditetapkan jadi kawasan industri, pun mempertahankan tradisi masyarakat pesisir.

Tapi harapan itu perlahan pupus, karena ruang tangkap makin berkurang.

Rusli dan para nelayan menginginkan ada pemulihan hutan bakau, biota sungai dan laut, yang ada di kawasan pesisir.

“Jika tidak dilakukan, maka bisa saja lima tahun kedepan nelayan kita sudah tidak ada,” terang dia.

Kelompok nelayan pesisir yang dipimpin Rusli ada 30 anggota dalam satu RT saja. Di luar RT-nya membangun kelompok nelayan lain.

Ada dua kelompok nelayan di tempat tinggal Rusli di pesisir Karingau, Balikpapan Barat.

Nelayan di lokasi ini, terang Rusli, umumnya menangkap kepiting, udang, ikan dan lainnya di kawasan pesisir Karingau, yang sebagian besar ada di hutan bakau.

Hasil tangkapan itu biasa dijual ke para pengepul yang membeli langsung ke lokasi. Kepiting biasa dijual ke pengepul ekspor, sisanya dijual ke pengepul lokal.

Dalam satu bulan, hasil tangkapan nelayan hanya berkisar 50 kilogram. Kadang dibawa dari itu.

Turun jauh dari hasil tangkapan sebelum ada industri, di atas 100 kilogram, mulai dari kepiting, udang, ikan dan lainnya.

Pandemi Covid-19 memperparah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com