Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Namanya Naluri Manusia, Saya Ingin Bertemu Ibu Kandung"

Kompas.com - 03/11/2020, 15:30 WIB
Rachmawati

Editor

"2013 saya pindah ke sini, 2014 saya punya anak kembar. Mulai 2014 ini saya mulai benar-benar ada penasaran, saya punya anak kembar, suami tidak ada keturunan kembar, berarti saya gitu kan. Mungkin ibu saya kembar, atau saya punya kakak kembar, atau mungkin saya punya kembaran," jelasnya.

Baca juga: Polisi Bongkar Praktik Adopsi Bayi Ilegal via Facebook di Yogya, Dijual Rp 20 Juta, Libatkan Oknum Bidan

Pergi ke Yogyakarta

Tahun 2020, keinginan Emmanuella bertemu sang ibu semakin besar. Pada Agustus 2020, ia pun terbang dari Liverpool ke Yogyakarta untuk melacak identitasnya.

Ia mulai mencari panti asuhan yang dikelola oleh biarawati. Namun setelah mengunjungi lima panti asuhan, hasilnya nihil.

Tidak ada jejak informasi tentang dirinya.

"Lima itu hasilnya nihil. Saya juga coba ke Panti Asuhan Sayap Ibu, nihil juga. Saya bingung kok nihil semua," ungkapnya.

Baca juga: Adopsi Anak hingga Gagas Perpustakaan Keliling, Aipda Donny Terima Pin Emas Kapolri

Ia kemudian bertanya kepada sang paman, dan ia mendapatkan informasi jika ia diadopsi dari sebuah yayasan bukan panti asuhan.

Sang paman bercerita jika saat itu, ibu angkat Emmanuella diajak salah satu kerabatnya untuk datang ke yayasan untuk adopsi.

"Paman bilang waktu papi mami ke Yogya, ada saudara yang membawa ke yayasan itu, tapi paman tidak tahu nama yayasannya. Oalah, ya ampun, saya sudah sebulan mencari-cari ternyata salah informasi. Ya sudah, saya coba cari nomor saudara," tuturnya.

Baca juga: Viral Bayi Ditemukan dalam Kardus di Makassar, Warga Berbondong-bondong Ingin Adopsi

Rumah sakit tempat lahirnya sudah tutup

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Emmanuella kemudian mencari kerabat ibunya yang membantu proses adopsi. Ia kembali menerima informasi jika ia diadopsi dari sebuah yayasan di rumah sakit yang bernama Pura Ibunda.

RS Pura Ibunda berada di Samirono, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Ternyata RS Pura Ibunda adalah rumah sakit pribadi milik dr Lukas. Di rumah sakit tersebut, dr Lukas merawat bayi yang ditinggal orangtuanya.

Baca juga: Ditawari Adopsi, Sopir yang Asuh Bayi Sambil Tarik Angkot: Bilqis Tak Bisa Ditukar dengan Uang

"Di Rumah Sakit Pura Ibunda dan itu ada yayasan bayinya, banyak bayi-bayi yang ditinggalkan ibu-ibunya untuk diadopsi. Itu rumah sakit pribadi, nama dokternya itu dokter Lukas. Dokter Lukas itu baik. Kalau ada bayi yang ditinggal, dia mau merawat," urainya.

Setelah mencari informasi, Emmanuella menemukan nomor kontak dr Lukas dan menghubungi pemilik rumah sakit tersebut.

Saat itu dr Lukas yang sudah berusia 92 tahun mengatakan jika RS Pura Ibunda sudah lama tutup dan datanya sudah tak lagi disimpan.

Baca juga: 20 Warga Ingin Adopsi Bayi yang Dibuang Ibunya di Jember

Diminta tak cari ibu kandung

Ilustrasi hamilShutterstock Ilustrasi hamil
Perjuangan Emmanuella tak berhenti di situ. Ia mendapatkan informasi jika ada satu pengurus di rumah sakit yang bernama Nancy.

Nancy ternyata adalah adik kandung dr Lukas yang mengurus proses administrasi yayasan.

Ia kemudian melacak jejak Nancy di media sosial Instagram dan Twitter. Ia pun mengirim pesan ke teman dari Nancy.

"Saya sempat DM dua orang, satu yang membalas di Twitter. Dia bilang temannya dan mau mencoba menanyakan nomor supaya saya bisa telepon, beberapa hari dia memberi nomor," ucapnya.

Baca juga: Keluarga Nadya Tutup Informasi soal Adopsi Anak Kembar, tapi Insting Berkata Lain

Ia pun terus menghubungi nomor ponsel Nancy. Setelah dua hari kemudian, telpon Emmanuella dijawab.

Ia pun berbicang selama 45 menit dengan Nancy namun ia tak mendapatkan jawaban yang jelas.

Saat itu Nancy hanya menyarankan agar ia tak perlu lagi mencari jejak ibu kandungnya karena sulit ditemukan.

Baca juga: Cerita Ramli dan Johra Adopsi Nabila: Rahasiakan 16 Tahun karena Khawatir Ditinggal Pergi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com