Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Namanya Naluri Manusia, Saya Ingin Bertemu Ibu Kandung"

Kompas.com - 03/11/2020, 15:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Emmanuella Tanzil (35) dari Liverpool mencari ibu kandungnya asal Sleman, Jawa Tengah.

Bahkan Emmanuella membuat laporan ke Dinas Sosial Sleman dan juga mencari  data sang ibu kandung lewat Pengadilan Negeri Sleman.

"Namanya naluri manusia. Saya ingin bertemu ibu kandung," kata Emmanuella saat dihubung Kompas.com, Senin (2/11/2020).

Baca juga: Terpisah 35 Tahun, Emmanuella dari Liverpool Cari Ibu Kandung di Sleman: Saya Ingin Bertemu

Emmanuella lahir pada 9 September 1985 dengan nama Theresia. Ia kemudian diadopsi oleh keluarganya saat usianya masih belum genap 1 tahun di sebuah panti asuhan Katolik yang di kelola oleh biarawati. Ia pun pindah ke Jakarta.

Awalnya ia tak mengetahui jika dia anak adopsi.

Namun saat masih duduk di bangku SD, salah seorang temannya mengatakan jika Emmanuella tidak mirip dengan orangtuanya yang berkulit putih.

Saat itu ia menjawab jika ia mirip dengan sang nenek yang juga berkulit gelap.

Baca juga: 50 Praktik Adopsi Anak Terjadi di Kulon Progo dalam Setahun

"Teman SD ada yang bilang, 'Kamu kok enggak mirip sama ibu bapakmu. Ibu bapakmu kulitnya putih', saya berkulit hitam," ujar Emmanuella.

Waktu pun terus berjalan. Saat duduk di bangku SMP, Emmanuella menemukan foto ibunya yang diambil pada tahun 1985.

Ia merasakan kejanggalan karena di foto yang diambil pada Juli 1985, perut sang ibu masih rata. Padahal jika melahirkan Emmanuella pada September 1985, perut sang ibu seharusnya besar layaknya perempuan hamil.

"Saya menemukan foto mami bulan Juli 1985, kok janggal ya, perutnya masih rata. Saya sudah mulai tahu. Oh, mungkin memang benar kalau saya bukan anak kandung karena perutnya rata bulan Juli, enggak mungkin saya lahir bulan September," tuturnya.

Baca juga: Mengenal Sosok Monica Soraya yang Adopsi 6 Bayi dari Keluarga Tak Mampu

Sang nenek mengatakan Emmanuella anak adopsi

Ilustrasi bayiShutterstock/Dedi Grigoroiu Ilustrasi bayi
Kecurigaan Emmanuella bahwa dia anak adopsi semakin kuat.

Saat SMA, ia sempat mengecek golongan darahnya ketika ia belajar Biologi. Ia juga sempat menanyakan golongan darah orangtuanya.

"Saya cek golongan darah dan tahu golongan darahnya apa, terus konfirmasi lagi, harusnya darah mami papi kan darahnya ke saya. Cuma masih SMA ya, jadi masih belum ada keinginan tanya juga, keinginan mencari juga," urainya.

Sewaktu kuliah, kekasih Emmanuella sempat menyarankan agar ia bertanya kepada ibunya terkait kemungkinan tersebut.

Baca juga: Cerita Monica Soraya Adopsi Enam Bayi, Ingin Berikan Hidup Layak, Tak Lupakan Ibu Kandung...

Namun ia tak tega bertanya karena takut menyakiti sang ibu yang telah merawatnya sejak kecil. Ia pun memilih untuk menyimpan sendiri rasa penasarannya.

"Saya bilang mungkin orang Timur beda sama orang Barat, karena saya enggak enak sama mami sudah merawat dari kecil, takut menyakiti hati orangtua. Saya bilang enggak mau tanya dululah," jelasnya.

Pada tahun 2012, ia menikah dan pindah bersama suaminya ke Inggris.

Sebelum pindah, ia bertanya kepada sang nenek yang kemudian membenarkan jika Emmanuella adalah anak adopsi dari sebuah panti asuhan Katolik

Baca juga: Kisah Monica Soraya Adopsi 6 Bayi, Ingin Bangun Panti Asuhan

Emmanuella melahirkan anak kembar dan ia yakin jika keluarganya memiliki keturunan kembar.

Namun karena sibuk dengan dua bayinya, Emmanuella tidak meneruskan mencari informasi tentang ibu kandungnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com