Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kisah Perempuan Asal Sorong yang Tidak Bisa Bangun Gara-gara Vertigo

Kompas.com - 28/10/2020, 08:00 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Dengan program itu, Nahariah yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga pun mengaku sangat terbantu. Sebab, penghasilan suaminya yang menjual kain dan baju di pasar tidak menentu.

Terlebih, dia terdaftar di segmen Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PBI APBN) sehingga tidak perlu membayar iuran. Dengan begitu, Nahariah dan suaminya dapat menguliahkan tiga anaknya.

“Saya KIS-nya dari pemerintah. Kelas tiga, tapi yang tidak berbayar. Ndak mampu untuk bayar tiap bulan,” tuturnya.

Nahariah mengatakan, karena suaminya adalah ketua rukun tetangga (RT), dirinya sudah menjadi peserta JKN-KIS sejak awal program ini diluncurkan, yaitu sekitar 2014 lalu.

Dia menilai, pelayanan yang diberikan sudah bagus. Contohnya saat Nahariah masuk UGD, dirawat, dan dikontrol oleh dokter.

Baca juga: Indeks Kepuasan atas BPJS Kesehatan Capai Skor 84 Persen

“Bagus. Setiap 24 jam itu perawat sampai tengah malam ngasih suntik infus. Bagus bukan main,” ungkapnya.

Pengalaman itu dan sebelum-sebelumnya, membuat Nahariah mantap memilih BPJS Kesehatan ketimbang asuransi lain.

Menurutnya, program ini sangat membantu untuk orang yang tidak mampu. Terlebih, BPJS Kesehatan bisa digunakan untuk bermacam-macam penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com