Padahal, secara pendidikan, Popon sempat menempuh Pendidikan Luar Biasa di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Ia malah sempat menjadi guru SLB. Tapi, justru kesulitan menjadi guru bagi anaknya.
"Sangat (minder). Orang tua lain, misalnya mereka hanya (lulusan) SMA, tidak mengenal pengalaman kuliah.
"Sementara saya kuliahnya di keguruan dengan kondisi seperti ini, tidak bisa menjadi guru yang baik buat anak.
"Soalnya konsep dan metodenya beda. Jadi sempat mikir kalau yang lain tinggal lihat buku saja sudah bisa ngejelasin sama anak, kalau saya bagaimana bisa?" ucapnya.
Baca juga: Cerita Yovan, Peserta UTBK Tunanetra UNS Solo, Butuh 3 Bulan Persiapan Belajar
Selama delapan bulan masa PJJ, Popon dan Aksa menghadapi situasi belajar yang jauh berbeda. Sebelum pandemi, Popon menyerahkan sepenuhnya pendidikan Aksa pada gurunya di sekolah.
Kini, pendidikan si anak menjadi tanggung jawabnya.
Enam hari dalam seminggu, Aksa belajar online dengan materi pelajaran yang dikirim gurunya melalui grup Whatsapp atau aplikasi konferensi video, seperti Zoom, Google Meet, atau Cisco Webex.
Untuk hal ini, Popon bersyukur cukup familiar dengan teknologi yang ramah difabel. Seperti screen reader, aplikasi yang mengubah teks, gambar, atau foto teks menjadi suara.
Baca juga: Tunanetra yang Setia Rawat Istri dan Anak yang Gangguan Jiwa Terima Bantuan dari Pembaca Kompas.com
Teknologi tersebut sudah lama dipakai dan dikenal Popon. Profesinya sebagai instruktur komputer bagi para disabilitas netra membuatnya paham akan teknologi informasi ini.
"Kebayang teman-teman tunanetra lain yang harus menghadapi PJJ, sementara pengetahuan teknologinya masih minim.
"Apalagi banyak juga teman-teman tunanetra nggak berkesempatan bersekolah, langsung mendapat vokasional, memijat atau musik. Nggak kebayang juga mereka kayakgimana, kasihan," ungkapnya.
Tapi masih ada kendala lain yang dihadapi Popon dan Aksa. Materi pelajaran SD, seringkali diberikan dalam bentuk gambar, yang tentu saja tidak bisa dilihat Popon.
Jangankan mengajarkan, dirinya justru yang mendapat penjelasan dari Aksa.
Baca juga: Kisah Tunanetra Penjual Ikan Asin, Jualan Keliling Dituntun Anak 5 Tahun