Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Anaci, Ibu 3 Anak yang Jadi Ojek Daring dengan Penghasilan Rp 10.000 Per Hari

Kompas.com - 22/10/2020, 21:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Sedangkan putri kedua, Triana merupakan siswi SMP dan putri ketiga Enjika masih duduk di bangku SD. Keduanya hanya belajar di rumah akibat pandemi Covid-19.

Bias cahaya mentari semakin terang. Rotasi bumi membuat sumber cahaya seakan terus bergerak naik menembus permukaan rumahnya, Anaci meraih sebuah helm yang diletakan di sudut meja ruang tamu, lalu disematkan di kepalanya.

Tak lupa pula, sebuah masker scuba berwarna hitam dipakai untuk menutup hidung dan mulutnya. Terlihat hanya dua sorot matanya yang tajam.

Mesin sepeda motor yang sudah panas, ditumpanginya. Dia membonceng Theresia menuju tempat kerjanya yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.

Kondisi jalan raya yang mulus dan lalu lintas yang tidak terlalu padat, mempercepat waktu tempuh perjalanan.

Sekitar 15 menit, Anaci sudah kembali ke rumahnya. Dia harus membantu menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) dua anaknya yang ditugaskan guru mereka.

Matahari belum sepenggalah meninggalkan singgasananya, Anaci sudah bersiap untuk mengojek, usai membantu menyelesaikan tugas sekolah dua putrinya.

Aplikasi daring di ponsel Android warna hitam miliknya dihidupkan. Saatnya untuk mencari pundi-pundi rupiah guna membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

Mengenakan jaket warna biru bergaris hitam bertuliskan AO-Rider dan dipadu celana jeans warna biru dan sandal jepit, Anaci bergerak keluar dari rumahnya menyusuri gang sempit hingga jalan protokol.

Baca juga: Malam Hari Anak-anak Pedalaman Flores Jalan Kaki 3 Km Cari Sinyal demi Kerjakan Tugas

Melaju dengan kecepatan 40 kilometer per jam, Anaci akhirnya sampai di tempat tujuannya di Jalan Bumi 1, Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Di tempat itu, Anaci berbaur bersama sejumlah rekan ojek daring lainnya. Orderan penumpang hari itu sepi. Sejak pagi hingga sore, Anaci baru mendapat Rp 7.000.

Begitu hendak kembali ke rumah, orderan masuk dengan tarif Rp 3.000. Ia pun segera mengantar penumpang, seorang perempuan berusia paruh baya.

Usai mengantar penumpang tersebut, Anaci kembali lagi ke pangkalannya.

"Hari ini hanya dapat Rp 10.000. Sangat sepi. Sejak pandemi corona ini pemasukan saya per hari antara Rp 10.000 dan paling tinggi Rp 20.000," ungkap Anaci kepada Kompas.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com