Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelang Merah Jambu, Pelindung Lansia dari Covid-19

Kompas.com - 20/10/2020, 07:49 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Gelang plastik merah jambu melingkar di tangan kanan Edhi Ahmadi (67), warga Desa Danaraja, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Gelang dengan warna mencolok itu tampak kontras ketika kedua tangan Madi, demikian sapaannya, menjulur menerima bingkisan dalam kardus coklat.

Pagi itu selepas hujan deras mengguyur, Madi menerima kunjungan Bupati Banyumas Achmad Husein.

Bupati memberikan edukasi pencegahan Covid-19 sekaligus memasangkan gelang tersebut secara simbolis kepada Madi di halaman rumahnya yang sempit.

Baca juga: Tekan Kematian akibat Covid-19, Warga Komorbid Ditandai dengan Gelang

Tanah kelahiran Madi itu terpilih menjadi pilot project program Desa Jaga Komorbid, yaitu program turunan Jogo Tonggo untuk melindungi orang dengan penyakit penyerta dari virus corona (Covid-19).

Madi menjadi satu dari sekian banyak lansia di desanya yang masuk kategori berisiko tinggi jika terpapar Covid-19.

Apalagi beberapa tahun terakhir, pria yang bekerja sebagai juru parkir ini memiliki penyakit maag, asam urat dan alergi pilek.

"Habis wudu saja bersin-bersin, tapi selesai shalat, badan sudah hangat, tidak bersin-bersin lagi. Pokoknya kalau hawa dingin pasti bersin-bersin," tutur Madi, Senin (19/10/2020).

Ditambah lagi, pekerjaannya sebagai juru parkir menyebabkan tingkat risiko tertular Covid-19 semakin tinggi, karena setiap hari berinteraksi dengan banyak orang.

"Saya tiap dua atau tiga kali menerima uang langsung cuci tangan, apalagi kalau ketemu orang yang seperti sedang tidak sehat," kata Madi.

Baca juga: Bupati Banyumas Uji Coba Minyak Kayu Putih untuk Terapi Covid-19

Covid-19 kini menjadi virus mematikan, khususnya bagi lansia dan komorbid. Berdasarkan data per tanggal 19 Oktober, terdapat 19 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Banyumas.

Bupati Achmad Husein menganalogikan virus tersebut layaknya seorang algojo yang dapat membunuh siapa pun.

"Ini seperti algojo kepada yang sudah sepuh (tua). Kita harus lindungi yang komorbid ini, tidak hanya lansia, tapi yang masih muda tapi punya penyakit penyerta harus dijaga," kata Husein.

Husein mengungkapkan, dari beberapa kasus meninggal dunia akibat Covid-19 umumnya memiliki penyakit penyerta, antara lain hipertensi, diabetes, asma dan TBC.

Untuk memudahkan pengawasan, Pemkab Banyumas akan memasang gelang seperti yang dikenakan Madi terhadap seluruh lansia, khususnya yang komorbid.

Baca juga: 328 Santri Positif Covid-19 di Banyumas, 159 di Antaranya Sembuh

Pemakai gelang itu secara berkala akan diberi edukasi dan pemberian vitamin oleh petugas dari puskesmas.

Pemantauan juga melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada.

Husein juga meminta keluarga untuk melindungi lansia di rumahnya dengan selalu menjaga kebersihan. Setiap habis keluar rumah harus cuci tangan hingga bersih.

"Saya mengambil peran sebagai panglima untuk melindungi ini, mengurangi meninggal orang-orang komorbid. Jangan sampai ada lagi orang meninggal karena Covid-19," tegas Husein.

Husein mengatakan, seluruh data lansia dan orang yang berisiko telah diinput dalam aplikasi Jiwong Jiga, akronim dari siji wong siji jaga (satu orang satu penjaga).

Aplikasi tersebut dibuat khusus untuk mendata lansia yang berisiko terpapar Covid-19, lengkap dengan nama dan alamat.

Baca juga: Klaster Ziarah di Banyumas, 31 Orang dalam Satu Dusun Positif Covid-19

Secara keseluruhan di Banyumas terdapat 77.095 lansia. Rinciannya sebanyak 6.840 orang komorbid dengan risiko ringan, kemudian 9.183 risiko sedang, 272 orang risiko tinggi dan sisanya tanpa komorbid.

"Akan saya pimpin sendiri, akan saya pantau, dicek siapa saja, sudah diapain. Saya bikin tim kecil untuk memberikan laporan ke saya. Waktu kan tinggal sebentar, Maret kemungkinan sudah ada vaksin, mereka menjadi prioritas," kata Husein.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas Sadiyanto mengungkapkan, dari 19 orang yang meninggal akibat Covid-19, sebagian besar merupakan lansia. Namun ada juga yang masih berusia muda.

"Tapi semuanya komorbid, rata-rata penyakit berat. Memang kalau ada penyakit penyerta dan terkena Covid-19 akan sangat berisiko," jelas Sadiyanto.

Selain lansia dan komorbid, kata Sadiyanto, pihaknya juga akan memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil.

"Lansia ada sekitar 11.600 yang masuk dalam prolanis dan ibu hamil sekitar 5.000-an. Prolanis kan sudah rutin, kami tambahkan edukasi soal pencegahan Covid-19," papar Sadiyanto.

Baca juga: 328 Santri di Banyumas Terpapar Covid-19, Forum Ponpes: Ini Bukan Aib

Menurut Sadiyanto, Dinkes akan berbagi tugas dengan OPD lainnya. Dinkes fokus menangani lansia yang masuk dalam prolanis dan ibu hamil yang tersebar di 27 kecamatan.

Sisanya, akan dipantau oleh OPD lain yang pembagian tugasnya diatur oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.

Sementara itu, Kepala Desa Danaraja Kuwadi mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan sebanyak 247 warganya masuk kategori lansia. Sebanyak 60 di antaranya memiliki komorbid.

"Ini tantangan bagi saya supaya usia tersebut tidak terpapar. Semuan instruksi pencegahan Covid-19 kami laksanakan sampai tingkat RT," ujar Kuwadi saat memberi sambutan.

Baca juga: Cegah Covid-19, Pendukung Aktivitas Lansia Diingatkan Selalu Terapkan Protokol Kesehatan

Satgas tingkat desa juga selalu berkoordinasi dengan satgas di tingkat kecamatan.

"Saya sampai mengecek tensi sendiri lansia-lansia di balai desa, sampai ratusan, supaya tahu kondisinya seperti apa, walau pun tangan sampai kemeng," kelakar Kuwadi.

Upaya yang dilakukan sejak beberapa bulan terakhir pun tak sia-sia, hingga saat ini desa berpenduduk 1.114 jiwa tersebut nihil kasus Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com