Lalu pada keesokan harinya, yakni Minggu, indera penciuman dan pengecap AH sudah mulai berkurang.
Namun, masih tidak terlalu parah dan hanya di anggap flu.
Pada hari Senin, AH kembali bekerja seperti biasa di puskesmas dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Hari Kamis saya ditelepon bapak demam lagi, saya minta tolong ibu diberi obat penurun panas,” tutur dia.
Setelah pulang kerja, AH melihat kondisi bapaknya sudah lemas, nafas sudah cepat dan keringat dingin.
Setelah itu dibawa ke puskesmas dan dilakukan rapid test dengan hasil reaktif.
Akhirnya, Kamis sore dibawa ke RS dr Soebandi dilakukan tes swab dan dinyatakan positif Covid-19.
Baca juga: 19 Pegawai Terkonfirmasi Positif Covid-19, PN Jember Tutup Sementara Pelayanan
“Namun, keesokan harinya meninggal dunia,” ujar dia.
Setelah ayahnya tertular Covid-19, AH punya mengalami gejala yang lebih parah. Yakni indera penciuman dan perasa sudah tidak berfungsi.
Seperti tidak bisa mencium bau minyak putih hingga sampo pun tidak terasa.
“Keesokan harinya saya merasa mual dan deman yang lebih parah,” ucap dia.
Akhirnya, satu keluarga AH melakukan tes swab dengan hasil positif Covid-19 pada 31 Agustus 2020.