Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Aksi Tolak Omnibus Law di 5 Kota Besar dan Sikap Para Kepala Daerahnya

Kompas.com - 09/10/2020, 13:48 WIB
Pythag Kurniati

Editor

4. Semarang, ratusan orang ditangkap, Gajar temui mereka

Gelombang aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja di Semarang telah berlangsung sejak Rabu (7/10/2020).

Bermula dengan tertib, demontrasi yang berlangsung di Kantor Gubernur Jateng Semarang itu berujung ricuh.

Awalnya massa bergantian menyampaikan orasi namun situasi memanas ketika ada yang melemparkan botol bekas air mineral, batu dan benda tumpul lainnya hingga memecahkan lampu gedung.

Massa kian tak terkendali hingga polisi menembakkan air dan gas air mata ke demonstran.

Demonstran yang diamankan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (7/20/2020).KOMPAS.com/dok pribadi Demonstran yang diamankan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (7/20/2020).
Dalam kejadian tersebut, polisi menangkap ratusan orang yang diduga menyebabkan kericuhan. Mereka tak hanya berasal dari Semarang namun juga wilayah lain, seperti Jakarta, Kendal dan Salatiga.

Polisi menduga, ada pihak di luar elemen mahasiswa dan buruh yang menunggangi aksi.

Ironisnya, beberapa di antara mereka masih berusia di bawah umur.

"Dari 193 orang itu kita cek lagi kedalamannya, kami menemukan ada empat orang yang diduga sebagai pelaku demo yang menjurus perusakan. Sisanya 189 sudah dipulangkan tadi malam," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Benny Setyowadi, Kamis (8/10/2020).

Pasca ditangkapnya sejumlah orang yang diduga terlibat dalam kericuhan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemui mereka di Mapolrestabes Semarang, Rabu (7/10/2020) malam.

Ganjar prihatin lantaran ada siswa SMK hingga SMK yang terlibat dan tak tahu duduk persoalannya.

"Ini anak-anak kita lebih baik kan diedukasi secara benar karena SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi sehingga kalau anak-anak itu sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas," ujar Ganjar, Rabu, seperti dilansir Antara.

"Maka saya sampaikan dari awal itu, kalau kemudian ada warga yang tak setuju coba komunikasi. Kalau kemudian masih tetap tidak bisa, ya 'judicial review' saja, kan semuanya jadi tertib. Kalau kemudian merusak dan kemudian memancing dan ada anak-anak saya anak SMA kan kasihan," lanjut Ganjar.

Baca juga: Ganjar Temui Demonstran yang Ditangkap Polisi

5. Medan, satu mobil hangus terbakar

Satu unit mobil Nissan Terrano terbakar hangus di Jalan Sekip, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah pada Kamis (8/10/2020) sore. Mobil tersebut terbakar saat kerusuhan usai aksi unjuk rasa di DPRD Sumut.KOMPAS.COM/DEWANTORO Satu unit mobil Nissan Terrano terbakar hangus di Jalan Sekip, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah pada Kamis (8/10/2020) sore. Mobil tersebut terbakar saat kerusuhan usai aksi unjuk rasa di DPRD Sumut.
Aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di Gedung DPRD Sumatera Utara di Medan diwarnai aksi lempar batu, Kamis (8/10/2020).

Massa juga menarik pagar berduri dan berupaya menerobosnya.

Kerusuhan sempat bergeser ke arah Jalan Kapten Maulana dan Raden Saleh.

Saat itu, massa terus melempar batu, kayu hingga kaca DPRD Sumut pecah.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata hingga massa berhamburan.

Polisi juga sempat menemukan seorang pengendara motor di Medan yang kedapatan membawa senjata tajam jenis kelewang.

Dalam kericuhan itu, satu unit mobil hangus terbakar di Jalan Sekip, Kelurahan Sekip, Medan Petisah.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Achmad Faizal, Dendi Ramdhani, Wisang Seto Pangaribowo, Riska Farasonalia, Dewantoro | Editor : Robertus Belarminus, Dheri Agriesta, Aprilia Ika, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief, Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com