Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Digigit Ular Gibug, Tangan Wagiyo Bengkak dan Melepuh

Kompas.com - 06/10/2020, 16:00 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com - Wagiyo (48) harus dirawat di rumah sakit setelah tangan kanannya bengkak dan melepuh seperti luka bakar karena digigit ular berbisa jenis gibug (Calloselasma rhodostoma).

Adik ipar Wagiyo, Dartini (49) menceritakan, peristiwa yang menimpa kakak iparnya tersebut terjadi pada Senin (28/9/2020) pagi.

Saat itu, Wagiyo berangkat ke ladang menaiki sepeda motor untuk membersihkan gulma.

Baca juga: Warga Kaget Temukan Ular Sanca di Kamar Mandi, Awalnya Dikira Tikus

Ladang tersebut berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah.

"Ladang yang dibersihkan itu mau ditanami jagung," kata Dartini ditemui Kompas.com di rumah Wagiyo, Dukuh Jatirejo, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, Selasa (6/10/2020).

Setelah selesai membersihkan gulma, lanjut Dartini, kakak iparnya bergegas mengambil batu untuk digunakan sebagai tempat duduk istirahat.

Ketika mengambil batu, tangan kanan Wagiyo digigit ular gibug yang sedang bersembunyi di bawah batu tersebut.

"Pas ambil batu mau buat duduk (istirahat) malah ada ularnya. Terus gigit tangan kanan Mas Wagiyo," terang dia.

Baca juga: Dua Ular Kobra Masuk Rumah, Warga Pangkalan Jati Panik dan Panggil Damkar

Wagiyo kemudian membunuh ular gibug yang telah menggigit tangan kanannya. Setelah itu Wagiyo pulang ke rumah.

"Sampai di rumah langsung dibawa ke rumah sakit. Bekas gigitan ular itu disedot untuk mengambil bisanya," tutur dia.

Sehari setelahnya, tangan kanan Wagiyo terlihat bengkak dan melepuh seperti luka bakar. Wagiyo hanya bisa berbaring di tempat tidur.

"Ini yang ketiga kali digigit ular. Tapi ini yang paling parah karena bengkak dan melepuh," ungkap dia.

Karena kondisinya memprihatinkan, Wagiyo akhirnya mau dibawa ke rumah sakit pada Kamis (1/10/2020) untuk mendapatkan penanganan medis.

"Sekarang masih dirawat di sana (rumah sakit). Kondisinya sudah membaik," kata Dartini.

Baca juga: Legenda di Balik Lumpur Kesongo yang Telan 17 Ekor Kerbau, Kisah Ular Raksasa Jaka Linglung

Terpisah, Ketua komunitas pencinta hewan Exotic Animal Lovers (Exalos) Indonesia, Janu Wahyu Widodo mengatakan, peristiwa warga digigit ular gibug sudah yang kedua kali di Sragen.

Persebaran ular ini hanya ada di Pulau Jawa. Habitat ular ini berada di lahan kering dan bebatuan.

"Kebetulan sekali kejadian yang di Sumberlawang itu adalah daerah kering," ungkapnya.

Dia menjelaskan, ular gibug ini memiliki bisa hemotoxin. Dimana bisanya itu merusak darah orang yang digigit tersebut.

"Apabila kita tergigit penangan pertamanya salah maka yang terjadi itu adalah bisa terjadi pembusukan sampai dengan kematian. Itu melepuh-melepuh adalah bagian proses pembusukan," terang dia.

Baca juga: Cerita Pemburu Ikan Raksasa di Sungai Batanghari, Sering Dikejar Ular Welang, Videonya Viral di YouTube

Dia menilai peristiwa yang terjadi di Sumberlawang ada keterlambatan penanganan. Sehingga tangan kanan korban yang digigit ular bengkak dan melepuh.

"Kami terus memberikan dorongan sampai dengan hari Kamis (korban) dengan kesadaran diri mau ke rumah sakit," ungkap Janu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com