Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengkang dan Cerita Kelihaian Berenang Suku Bajau

Kompas.com - 02/10/2020, 09:09 WIB
Rosyid A Azhar ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Dia mampu berjalan dengan setengah badannya tetap di dalam air sementara kedua tangannya tengah asyik memegang mainan atau piring berisi makanan, layaknya manusia berjalan di darat.

Sering kali dia bermain-main di bawah kolong rumah warga, mencari pecahan kaca atau botol yang memantulkan cahaya, Sengkang sangat suka dengan mainan ini.

Pecahan beling banyak dikumpulkan untuk dijadikan mainan.

Pantulan cahaya ini yang selalu menggembirakan hatinya, dia bermain sendiri di laut seharian.

Sesekali dia menghilang berenang ke arah pulau yang berada di depan permukiman suku Bajau, warga menyebutnya sebagai Pulau Torosiaje Kecil dan Torosiaje Besar.

Baca juga: Harapan dari Jaring Apung di Halaman Rumah Suku Bajau...

Gaya berenang dan menyelam di laut ini yang sering membuat kaget para nelayan karena dikira ikan besar atau makhluk lain yang mendekati perahu.

“Sebagian waktunya dihabiskan di dalam air, berenang dan menyelam di sekitar perkampungan,” tutur Umar Pasandre.

Yang mengherankan banyak orang adalah kemampuan Sengkang menyesuaikan diri dengan lingkungan berbahaya.

Dia berenang atau berjalan di bawah kolong rumah seperti tidak mempan oleh tusukan beracun bulu landak laut atau bulu babi.

Banyak warga Torosiaje yang bekerja sebagai penyedia angkutan transportasi dari daratan sulawesi ke perkampungan mereka yang berada di tengah laut. Lalu lalang orang dan barang kebutuhan pokok sangat bergantung pada mereka.KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR Banyak warga Torosiaje yang bekerja sebagai penyedia angkutan transportasi dari daratan sulawesi ke perkampungan mereka yang berada di tengah laut. Lalu lalang orang dan barang kebutuhan pokok sangat bergantung pada mereka.

Padahal bulu babi ini memiliki duri-duri tajam dan beracun di seluruh tubuhnya.

Jika tertusuk akan terasa gatal, perih dan sakit yang berkepanjangan di seluruh badan hingga berhari-hari.

Orang lebih memilih menghindar jika bertemu bulu babi, tidak dengan Sengkang.

Umar menceritakan upaya orangtua Sengkang untuk merawat anaknya juga dilakukan, bahkan pernah dibuatkan pondok mungil untuk dijadikan tempat beristirahat naik dari dalam air.

Baca juga: Tak Punya Ladang, Suku Bajau Torosiaje Berlatih Sistem Tanam Hidroponik

Sayangnya pondok ini malah dirobohkan oleh Sengkang. Dia lebih suka berada di dalam air dibandingkan harus naik di rumah kecilnya.

“Dia bisu, namun dia masih mampu berkomunikasi dengan isyarat kepada warga, misalnya saat dia minta makan. Wargapun paham dengan gayanya,” ucap Umar Pasandre.

Sifatnya yang suka menyendiri acap menjadi candaan warga. Bahkan anak-sanak sebayanya suka mengusilinya karena dia tidak pernah mengenakan pakaian.

Kemampuannya menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dalam air laut inilah yang kemudian menjadi buah bibir warga di sekitar Popayato, bahkan orang yang berada di luar daerah pun ada yang mendengar nama Sengkang si manusia laut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com