Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Ladang, Suku Bajau Torosiaje Berlatih Sistem Tanam Hidroponik

Kompas.com - 03/03/2019, 12:48 WIB
Rosyid A Azhar ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com - Bagi warga Suku Bajau yang tinggal di Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, tidak ada ladang dan tanah yang bisa ditanami pepohonan di sekitar rumah mereka.

Yang ada hanya tiang-tiang kayu yang menyangga rumah mereka di atas permukaan air laut, rerimbunan daun hanya bisa disaksikan pada hutan bakau yang ada di tepi daratan tidak jauh dari permukiman mereka.

Tidak ada ladang tanaman di sini. Semua kebutuhan sayuran dan buah dipasok dari daratan oleh para pedagang yang datang setiap hari dengan menggunakan sampan.

Baca juga: Cerita Saparno, Warga Pengadegan yang Kembangkan Jahe Merah di Pipa Hidroponik

 

Mereka menawarkan dagangan dengan cara menyusuri kolong-kolong tiang rumah sambil membunyikan terompet. Jika masayarakat sudah mendengar terompet, berarti pedagang sudah mendekati rumah mereka.

“Kami juga ingin punya bunga yang menawan, sayur tomat yang berbuah lebat atau sawi yang menghijau,” kata Rena Pasandre, gadis Suku Bajau, di Desa Torosiaje, Minggu (3/3/2019).

Keinginan untuk membudidayakan bunga dan sayuran ini berbalas dengan program yang ditawarkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pohuwato kepada masyarakat Torosiaje, salah desa yang ditetapkan sebagai desa literasi.

Warga Suku Bajau pun diajari cara menanam pohon dengan sistem hidroponik, tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

Salah satu yang harus dikembangkan dalam budaya litertasi adalah menerapkan metode bahan bacaan dalam kehidupan sehari-hari, dan yang dianggap menarik oleh kaum muda Suku Bajau adalah menanam pohon di perkampungan mereka yang berada di atas laut.

“Bukan hanya berhenti pada membaca. Akan tetapi bagaimana kami menerapkan berbagai metode dalam bacaan untuk membantu kami menjadi masyarakat yang mandiri,” kata Rena Pasandre, yang berperan aktif dalam dinamika kaum muda desa Suku Bajau.

Yang menjadi prioritas sistem hidroponik adalah penanaman sayur, karena sayur setiap hari dibutuhkan masyarakat.

Dengan prioritas ini, masyarakat dapat memproduksi sayuran secara mandiri dan mulai mengurangi ketergantungan dari dararatan.

Hal ini juga dianggap cara untuk mengelola rumah tangga mereka secara efisien dan mandiri.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Lusiana Bouti pun mengerahkan timnya untuk berbagi pengalaman berkebun dengan sistem hidroponik.

Baca juga: Mengembangkan Bisnis Pertanian Hidroponik di Bireun

Hidroponik ini unik, bisa menanam sayur tanpa tanah. Selama ini, tidak ada lahan menanam sayuran, ini harapan baru masyarakat Bajau,” kata Jekson Sompah, Kepala Desa Torosiaje.

Meski Torosiaje adalah desa yang berada di tengah laut, berkebun dengan hidroponik ini akan menjadikan masyarakat desa ini memiliki harapan baru untuk memiliki kebun sayur.

Bagi Rena Pasandre ini dianggap unik karena tanpa daratan mereka bisa menanam berbagai macam sayur.

“Nantinya para ibu rumah tangga bisa menikmati hasil tanamannya di kebun PKK di tiap dusun. Ini pasti keren,” ujar Rena Pasandre.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com