Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rindu Dendang Suku Bajau di Teluk Tomini

Kompas.com - 01/10/2020, 11:33 WIB
Rosyid A Azhar ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Sansang Pasandre (74), Ketua Adat Suku Bajau di Desa Torosijae Laut, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, tidak selincah dulu.

Dia kesulitan berjalan setelah kakinya terluka beberapa tahun lalu, bahkan untuk mengucapkan syair-syair yang acap didendangkan di tengah laut pun suaranya terdengar lirih. Usia telah memakan ingatannya.

Lelaki renta ini menghabiskan waktunya di rumah. Dia sudah tidak melaut lagi sejak setahun lalu.

Dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama cucunya, bahkan jaring ikan yang menumpuk di sudut teras sudah lama tak disentuhnya.

Baca juga: Rayakan Lebaran Hari Ke-7, Suku Bajau Serumpun Makan Ketupat dengan Ikan

Sansang meminta anaknya, Una Pasandre (46), untuk memanggilkan Pua Sena yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Una bergegas dengan langkah cepat, telapak kakinya menggetarkan lantai rumah yang terbuat dari papan hingga di jalan belakang.

“Pua Sena yang lebih banyak hafal syair-syair orang Bajau saat melaut,” kata Sansang Pasandre ke Zuriyati Taha, staf Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, yang tengah menggelar Reksa Bahasa di Desa Torosijae Laut, Rabu (30/9/2020).

Saat Una datang membawa kabar Pua Sena tidak ada di rumah, Sansang Pasandre tidak bersuara.

Dia menatap lama-lama cakrawala Teluk Tomini di depan rumahnya, tempat para suku Bajau mencari ikan.

Para wanita Suku Bajau yang tinggal di rumah mendidik anak-anak. Mereka berperan penting dalam pewarisan bahasa dan budaya bajau.KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR Para wanita Suku Bajau yang tinggal di rumah mendidik anak-anak. Mereka berperan penting dalam pewarisan bahasa dan budaya bajau.

Seakan dia mencari warganya yang melaut mendendangkan lagu-lagu Bajau masa lalu.

Namun tiba-tiba dari dapur terdengar suara keras melengking, itu suara Incemina Pasandre (73), istri Sansang yang tengah asyik dengan kompor barunya.

Dia mendendangkan sebuah lagu yang lama tidak dinyanyikan.

“Kami sering menyanyikan lagu itu setelah meninggalkan rumah, berperahu mencari ikan,” ujar Incemina dari dapur.

Baca juga: Tak Punya Ladang, Suku Bajau Torosiaje Berlatih Sistem Tanam Hidroponik

Incemina bergabung dalam pembicaraan seru bersama para sejumlah anak muda Duta Bahasa dari Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo.

Incemina bercerita, saat masih kuat untuk turun mencari ikan atau teripang di sekitar desanya, pinggiran hutan bakau, pasti mendendangkan lagu ini. 

Saat layar mulai mengembangkan atau dayung sudah dikayuh meninggalkan rumahnya, lagu jadi ungkapan hati yang tengah mencari rezeki.

“Sejak dua tahun lalu saya sudah tidak turun (melaut),” ujar Incemina yang lahir dan besar di desa Torosiaje.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com