Pertama kali berada di Malaysia, dia bekerja sebagai security di sebuah perusahaan.
Saat perusahaannya diakuisisi perusahaan lain, dia meneruskan hidup dengan menjadi tukang sapu di tempat judi.
Dari pekerjaannya itu, Udin mendapat upah RM 600 atau sekitar Rp 2,1 juta per bulan. Separuhnya digunakan untuk membayar kontrakan.
Selain itu, Udin juga mencari pekerjaan sampingan seperti tukang cuci piring dan bersih-bersih warung untuk menambah penghasilan.
"Saya tidak pernah berkahwin, saya juga tidak pernah berhubungan dengan saya punya keluarga di Luwu, yang ada, bagaimana bertahan hidup saja di Kota Kinabalu Malaysia," lanjutnya.
Tetapi uang tabungannya masih tertinggal di Malaysia. Sebab, saat terjaring operasi pendatang haram, Udin hanya membawa baju yang melekat di badan.
Udin masih berkeinginan kembali lagi ke Malaysia untuk mengambil tabungan itu.
"Saya tunggu masa kelonggaran saja, bila bila masa nanti pemerintah Malaysia sudah bolehkan masuk balik, saya cuba buat pass, saya akan ambil pakaian dan uang simpanan disana, ada sekitar RM 10.000, ndak banyak memang, tapi itu simpanan saya," katanya.