Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Haru Pak Ody, Driver Ojol Korban Order Fiktif 14 Ayam Geprek, Ini Akhir Kisahnya

Kompas.com - 01/10/2020, 06:05 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Kesabaran seorang pengemudi ojek online (ojol) di Semarang, Jawa Tengah, bernama Audy Hamdani (59) berbuah manis.

Pria yang kerap disapa Pak Ody itu mengaku ikhlas sekalipun telanjur mengantar pesanan fiktif 14 ayam geprek senilai Rp 315.000 dalam kondisi hujan deras.

Bahkan, sosok penipu yang sama juga menguras uang tabungan di rekening Pak Ody sebesar Rp 500.000 pada hari itu.

Kisah Pak Ody menyentuh hati banyak orang, termasuk Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Baca juga: Kehujanan dan Antar 14 Porsi Ayam Geprek ke Rumah Kosong, Ini Cerita Pengemudi Ojol Audy Hamdani

Menangis haru

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Cerita ketegaran Pak Ody membuat Wali Kota Semarang memanggilnya secara khusus.

Hendrar yang tersentuh mengetahui cerita Ody pun memberikan bantuan.

Ody mengaku tak kuasa menahan tangis haru setelah bertemu dengan orang nomor satu di Kota Semarang itu.

"Pulang-pulang saya enggak kuat, langsung nangis karena terharu diberi bantuan sama Pak Wali," kata dia.

Ody bercerita, dirinya bahkan sempat grogi dan salah menjawab ketika ditanya oleh staf wali kota.

"Saya sempat grogi. Ditanya udah makan belum, saya jawab sudah makan. Padahal, saya belum makan seharian," tutur dia.

Kepadanya, Wali Kota Semarang menitipkan pesan.

"Pak Hendi (sapaan Hendrar Prihadi) sempat berikan pesan untuk lebih berhati-hati agar kejadian serupa tidak terulang, dan juga mendoakan agar tetap sehat terus menyemangi untuk bekerja. Lalu saya jawab, 'Siap, Pak'," ujar Ody.

Baca juga: Ojol Korban Order Fiktif di Semarang Kini Bisa Tersenyum Lebar

 

Ilustrasi GrabFoodDok. GrabFood Ilustrasi GrabFood
Mendapat ganti rugi dari manajemen GrabFood

Mengetahui kisah Ody, manajemen GrabFood pun turun tangan.

Mereka mengganti kerugian secara penuh atas biaya yang dikeluarkan Ody saat melayani order fiktif tersebut.

Ganti rugi biaya itu telah diserahkan pada Jumat (25/9/2020).

Selain itu, akun yang melakukan order fiktif telah dinonaktifkan.

Hal itu dilakukan untuk mencegah peristiwa serupa terulang kembali.

"Kami mengimbau para pengguna (GrabFood) untuk menghargai kerja keras mitra pengemudi kami dalam menjalankan pekerjaannya, terutama dalam masa pandemi yang penuh tantangan seperti saat ini," kata Head of Marketing GrabFood Indonesia Hadi Surya Koe.

Baca juga: Tangis Pengemudi Ojol, Sepucuk Surat, dan Uang Rp 35.000 di Bawah Pintu

Kehujanan dan antar pesanan 14 ayam geprek ke rumah kosong

Ilustrasi hujan.oceanicpropertiesllc.com Ilustrasi hujan.
Kisah bermula ketika Ody mendapatkan pesanan 14 bungkus ayam geprek dan minuman dengan harga Rp 315.000.

Meski kondisi hujan deras, dia berusaha segera mengantarkan makanan ke Jalan Taman Blimbing, Peterongan, Semarang Selatan.

Namun, Ody kebingungan lantaran setelah sampai di alamat yang dituju, ternyata rumah itu tak berpenghuni.

"Ada pesanan waktu 22 September sore. Waktu diantar ke alamat ternyata malah rumah kosong," jelas Audy saat dikonfirmasi, Sabtu (26/9/2020).

Dalam kondisi kehujanan, Ody lalu berteduh di sekitar lokasi agar makanan tersebut tidak basah.

"Saya takut makanan yang saya bawa ini basah," ucapnya.

Ody lalu menelepon pemesan. Pemesan meminta agar pesanan itu dibatalkan.

Baca juga: Pengemudi Ojol Bawa Balita 2,5 Tahun Tiap Kerja, Hasran: Dia Ditinggal Ibunya

 

Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang. Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang.
Tabungan dikuras penipu yang sama

Ody kemudian mendapatkan telepon dari pemesan ayam geprek.

Kali ini orang misterius itu memintanya mengecek uang tabungan di mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Ody secara tidak sadar menuruti berbagai instruksi penelepon, mulai dari memfotokan jumlah saldo sampai memasukkan sejumlah nomor.

Ternyata, penipu itu menguras tabungan Audy sebesar Rp 500.000 untuk membeli pulsa.

"Saya kaget, pas saya cek ternyata saldo di rekening saya sudah habis. Saat itu saya ingin ambil uang untuk top up," ucapnya.

Meski telah ditipu habis-habisan hari itu, Ody mengaku ikhlas.

"Pendapatan setiap hari Rp 30.000 sampai Rp 70.000. Tapi, pas pandemi gini pendapatan tidak menentu. Yang penting bisa kerja dan sehat terus," ujar dia ketika itu.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com