Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Penuh Berkah di Lereng Gunung Merapi

Kompas.com - 29/09/2020, 12:04 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Suyono menyampaikan lereng Gunung Merapi cocok untuk menanam lada dan coklat.

Terbukti, dirinya bisa menjadi petani coklat dan lada. Meskipun untuk coklat memang cenderung suhu yang panas.

"Coklat, Lada cocok. Tapi untuk coklat, ini (perkebunannya) sudah paling atas, karena semakin ke atas rentan akan jamur Phytophthora, penyakit busuk buah," bebernya.

Suryono mengaku hidup di Lereng Merapi merupakan sebuah anugerah karena tanahnya subur, sehingga sangat mendukung untuk pertanian.

"Merapi punya potensi yang besar untuk pertanian, disini itu tanaman tumbuh subur. Apa yang ditanam Insyaallah menghasilkan, ya tinggal ketekunan kita," tandasnya.

Diakuinya pada saat erupsi Gunung Merapi 2010, dirinya memang menjadi korban. Rumah maupun tanaman kopinya hancur.

Baca juga: Gunung Merapi Menggembung, Warga Diminta Tidak Panik

Namun Suyono memandang Tuhan mempunyai rencana yang indah lewat erupsi Gunung Merapi.

"Bagi saya, erupsi Merapi itu berkah, Gusti Allah itu punya skenario yang lebih bagus. Meski menjadi korban, Saya tidak pernah merasa menyesal hidup di Lereng Merapi," tegasnya.

Menurutnya dari pertanian yang ditanamkan di tanah Lereng Merapi, dirinya bisa menyekolahkan ketiga anaknya.

Bahkan dirinya bisa menyekolahkan anak yang pertamanya sampai ke perguruan tinggi.

"Anak saya tiga, yang pertama kuliah di Kehutanan UGM, sudah lulus, yang kedua SMA kelas satu dan yang ketiga kelas empat SD. Ya Alhamdulilah dari hasil sebagai petani," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM) Desa Glagaharjo, Rambat Wahyudi (39) mengatakan lereng Merapi memang menjadi berkah bagi warga masyarakatnya.

Lereng Merapi cocok untuk pertanian, sebab tanahnya subur. Selain itu keindahan alamnya juga untuk pariwisata. Bahkan, setelah erupsi 2010 lalu, ada destinasi wisata Lava Tour.

"Ternak disini juga banyak, ternak sapi. Di desa Glagaharjo banyak yang ternak sapi," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com