Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Penuh Berkah di Lereng Gunung Merapi

Kompas.com - 29/09/2020, 12:04 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Dia pun akhirnya tetap melakukan peremajaan dengan menebang beberapa pohon kopi milik orangtuanya.

Namun, Suryono melakukan peremajaan dengan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan orang tuanya.

"Saya ngumpet tebangi yang tersembunyi, ditempat yang Simbok (Ibu) tidak sering lewat. Saya sambung pucuk, dapat dari entresnya dari Temanggung," bebernya.

Setelah proses itu, akhirnya pohon kopi yang awalnya tidak terawat mulai terlihat hasilnya. Pohon kopi, mulai menghasilkan biji yang banyak dengan hasil yang bagus.

"Saya kembangkan, dan simbok itu terkejut melihat hasilnya kok bagus. Simbok lalu meminta agar diteruskan, waktu itu ada empat ribu meter, ya seribuan batang ada," urainya.

Baca juga: Dari Lereng Merapi ke Cantelan Pagar, Gerakan Berbagi Sayuran di Saat Pandemi

Saat pertanian kopinya membuahkan hasil, pada 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi besar.

Akibatnya, ribuan pohon kopi miliknya mengalami kerusakan karena tertimbun material vulkanik.

Tak hanya itu tempat tinggalnya yang berjarak kurang lebih 200 meter dari Sungai Gendol pun rusak akibat material erupsi Gunung Merapi.

"Tuhan berkehendak lain, erupsi itu habis semua yang dilahan empat ribu itu. Ini rumah huntap (hunian tetap), dulu rumah saya di pinggir kali Gendol sana, kebun habis, ternak habis, rumah habis," urainya.

Suryono pun harus mengungsi menyelamatkan diri bersama keluarganya. Usai kondisi Gunung Merapi mulai kondusif, Suryono pun meninggalkan tempat pengungsian.

Usai pulang dari pengungsian Suryono menyempatkan diri untuk menengok pohon kopinya.

Baca juga: Aksi Pemuda Lereng Merapi Bersihkan Gunung Sambil Kenakan Kostum Superhero

Beruntung, pohon kopi jenis robusta yang sempat ditanam di lahan lainnya pada 2007 masih selamat.

Pria berusia 54 tahun ini tak patah arang. Dia lantas mencoba perlahan-lahan untuk kembali bangkit.

Dari beberapa pohon yang masih bisa bertahan tersebut, Suryono meneruskan menjadi petani kopi.

"Pulang mengungsi, satu-satunya harapan ya kopi itu. Ada sisa pohon kopi sekitar 300 an batang, tapi masih muda sekitar 2 tahunan," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com