Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Penuh Berkah di Lereng Gunung Merapi

Kompas.com - 29/09/2020, 12:04 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Kebulatan tekad membuatnya kembali berangkat ke Temanggung, Jawa Tengah, mencari entres untuk sambung pucuk.

Sesampainya di Temanggung, para petani mendukung Suryono untuk bangkit kembali.

Bahkan para petani di Temanggung memberikan entres secara gratis kepada Suryono.

"Niatnya saya itu mau beli. Waktu itu teman-teman di Gesing, Temanggung itu, mengatakan tidak usah beli karena kamu korban, kena bencana tidak usah beli, ini saya kasih aja," ucapnya.

Baca juga: Terjadi Guguran, Warga Lereng Merapi Dengar Suara Gemuruh

Sampai dengan saat ini, Suryono masih tetap bertahan menjadi petani Kopi. Pohon yang dirawatnya sejak peristiwa erupsi Gunung Merapi telah tumbuh dengan baik dan menghasilkan biji yang berkualitas.

"Sampai sekarang saya masih bertahan. Ya sekarang sekali panen bisa 800 kilo," ucapnya.

Suryono tidak hanya menjadi petani kopi. Ia juga memanfaatkan tanah di lereng Gunung Merapi yang subur dengan menanam coklat dan lada.

Bapak tiga orang anak ini mulai menanam coklat pada tahun 2014. Ia mulai menanam coklat setelah mendapat berbagai pelatihan.

"Ya saya menanam kalau 200-an pohon coklat ada," ucapnya.

Diungkapkannya, tanaman coklat panen setiap 10 hari sekali. Dari sekali panen tersebut dirinya bisa mendapatkan sekitar empat kilo coklat kering.

"Kalau mengolahnya saya bisa, tapi berhubung peralatanya saya tidak punya ya sekarang belum bisa mengolah," ujarnya.

Baca juga: Sultan HB X Minta Masyarakat Tak Khawatir Soal Kondisi Merapi

Coklat hasil panennya, salah satunya dijual ke sebuah toko roti di Yogyakarta. Rata-rata, toko roti tersebut membeli 20 kilogram.

"Saya jual ke toko roti di Yogya, kebetulan yang punya orang Perancis dia chef. Baru kemarin saya kirim 20 kilogram," tuturnya.

Menurutnya beberapa warga di Lereng Merapi yang dekat dengan rumahnya juga banyak yang menanam coklat. Ia pun menerima hasil panenan coklat dari tetangganya.

"Saya sudah sepakat dengan tetangga-tetangga, kita janjian panennya kapan nanti kalau sudah saya beli. Karena coklat itu minimal untuk memproses fermentasinya itu 10 kilogram, kalau enggak 10 kilogram nanti panasnya kurang, jadi prosesnya kurang bagus," ungkapnya.

Khusus Lada, Suryono mempunyai sekitar 200 pohon. Dia memulai menanam lada sekitar empat tahun yang lalu.

"Kebetulan tahun ini mau panen yang pertama kali," tegasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com