Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hulu Sungai Longsor, Tanah di Gunung Salak Terlihat "Terbelah"

Kompas.com - 28/09/2020, 06:20 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Foto dan video yang merekam fenomena tanah "terbelah" di Gunung Salak, Jawa Barat, viral di media sosial.

Dalam video dan foto yang beredar terlihat ada tiga titik tanah terbelah di gunung yang ada di perbatasan Cianjur, Bogor, dan Sukabumi itu.

Bukannya tanah terbelah, fenomena yang terekam itu adalah longsoran tanah di hulu sungai yang terjadi pada Senin (21/9/2020).

Baca juga: Viral Gunung Salak Terbelah, Ini Penjelasannya

Hal tersebut dijelaskan Kepala Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (PTNW) Gunung Salak 1, Ugur Gursala.

Ia menjelaskan, longsoran tanah yang terekam tersebut terjadi karena faktor cuaca yang cukup ekstrem di sekitar Gunung Salak.

Curah hujan yang cukup tinggi tersebut membuat debit Sungai Cikedung meluap dan memicu longsoran dan banjir di bibir sungai.

Baca juga: BMKG Duga Dentuman Misterius di Jakarta akibat Petir di Gunung Salak

Tiga hektar sawah dan kebun rusak

Kondisi pasca terjadinya longsor di Gunung Salak, Jawa Barat.Dok Istimewa Kondisi pasca terjadinya longsor di Gunung Salak, Jawa Barat.
Ugur mengatakan longsor dan banjir di wilayah Gunung Salak tersebut menyebabkan rusaknya lahan pertanian milik warga di Kampung Palalangon.

Kurang lebih ada 3 hektar sawah dan kebun milik warga yang rusak.

"Tidak ada korban jiwa, hanya saja dampaknya adalah sawah dan kebun milik warga Kampung Palalangon sekitar 3 hektar, serta tertutupnya jalan Palalangon ke Loji. Sudah dibersihkan," ungkap dia.

Baca juga: Pemicu Longsor, Tambang Galian C di Padang Ditutup Sementara

Ia mejelaskan pada cuaca normal aliran sungai sangat kecil. Namun saat hujan deras aliran sungai berubah menjadi sangat besar.

Sementara itu saat kejadian, Ugur mengatakan tinggi air sungai di hulu atau Puncak Salak 3 cukup tinggi. Air kemudian terpecah di lokasi persawahan dan ladang warga sehingga lahan pertanian menjadi rusak.

Tak hanya itu, longsor juga menutup rumah warga, mushala, jembatan hingga jalan penghubung Kamping Palalangon dan Kamping Loji.

Baca juga: Instruksi Ridwan Kamil untuk Kepala Daerah Terkait Banjir dan Longsor

"Tidak ada korban jiwa, hanya saja dampaknya adalah sawah dan kebun milik warga Kampung Palalangon sekitar 3 hektar, serta tertutupnya jalan Palalangon ke Loji. Sudah dibersihkan," ungkap dia.

Ia menjelaskan luapan Suangi Cikedung dipicu oleh rusaknya jalur sungai seperti pendalaman dan pelebaran jalur sungai serta kerusakan lain di bagian hilir.

Terkait kejadian tersebut, Ugur memastikan tidak ditemukannya unsur illegal logging di wilayah tersebut.

"Tidak ditemukan adanya illegal logging, pohon yang terbawa banjir akibat longsoran di pinggir sungai yang tersapu aliran air sungai," ujar dia.

Baca juga: Banjir-Longsor di Kabupaten Bogor, Rumah Rusak dan Beberapa Orang Terluka

Imbau warga di kaki Gunung Salak agar lebih hati-hati

Kondisi pasca terjadinya longsor di Gunung Salak, Jawa Barat.Dok Istimewa Kondisi pasca terjadinya longsor di Gunung Salak, Jawa Barat.
Ugur mengatakan, sebelum terjadi fenomena yang disebut Gunung Salak "terbelah", banjir bandang sempat melanda 12 desa di tiga kecamatan di Sukabumi.

Hal tersebut terjadi karena Kabupaten Sukabumi adalah dataran rendah yang berada di bawah kaki Gunung Salak. Selain itu, Kabupaten Sukabumi juga dilewati beberapa anak sungai yang mengalir dari Gunung Salak.

"Kalau peristiwa Cibuntu sungai-nya terpisah, aliran sungainya beda lagi," imbuh dia.

Baca juga: PVMBG: Pos Pengamatan Gunung Gede dan Salak Laporkan Suara Dentuman

Untuk mencegah adanya korban, Ugur mengimbau agar warga yang tinggal di bawah kaki Gunung Salak dan sekitar sungai lebih berhati-hati saat musim hujan.

Saat musim hujan belangsung, ia menyarankan agar para warga di daerah yang rawan banjir dan longsor mengungsi ke tempat yang aman untuk mengantisipasi munculnya risiko yang berbahaya.

"Sudah diimbau ke warga sekitar aliran sungai agar tetap waspada di saat musim hujan sekarang," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com