Salin Artikel

Hulu Sungai Longsor, Tanah di Gunung Salak Terlihat "Terbelah"

Dalam video dan foto yang beredar terlihat ada tiga titik tanah terbelah di gunung yang ada di perbatasan Cianjur, Bogor, dan Sukabumi itu.

Bukannya tanah terbelah, fenomena yang terekam itu adalah longsoran tanah di hulu sungai yang terjadi pada Senin (21/9/2020).

Hal tersebut dijelaskan Kepala Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (PTNW) Gunung Salak 1, Ugur Gursala.

Ia menjelaskan, longsoran tanah yang terekam tersebut terjadi karena faktor cuaca yang cukup ekstrem di sekitar Gunung Salak.

Curah hujan yang cukup tinggi tersebut membuat debit Sungai Cikedung meluap dan memicu longsoran dan banjir di bibir sungai.

Kurang lebih ada 3 hektar sawah dan kebun milik warga yang rusak.

"Tidak ada korban jiwa, hanya saja dampaknya adalah sawah dan kebun milik warga Kampung Palalangon sekitar 3 hektar, serta tertutupnya jalan Palalangon ke Loji. Sudah dibersihkan," ungkap dia.

Ia mejelaskan pada cuaca normal aliran sungai sangat kecil. Namun saat hujan deras aliran sungai berubah menjadi sangat besar.

Sementara itu saat kejadian, Ugur mengatakan tinggi air sungai di hulu atau Puncak Salak 3 cukup tinggi. Air kemudian terpecah di lokasi persawahan dan ladang warga sehingga lahan pertanian menjadi rusak.

Tak hanya itu, longsor juga menutup rumah warga, mushala, jembatan hingga jalan penghubung Kamping Palalangon dan Kamping Loji.

"Tidak ada korban jiwa, hanya saja dampaknya adalah sawah dan kebun milik warga Kampung Palalangon sekitar 3 hektar, serta tertutupnya jalan Palalangon ke Loji. Sudah dibersihkan," ungkap dia.

Ia menjelaskan luapan Suangi Cikedung dipicu oleh rusaknya jalur sungai seperti pendalaman dan pelebaran jalur sungai serta kerusakan lain di bagian hilir.

Terkait kejadian tersebut, Ugur memastikan tidak ditemukannya unsur illegal logging di wilayah tersebut.

"Tidak ditemukan adanya illegal logging, pohon yang terbawa banjir akibat longsoran di pinggir sungai yang tersapu aliran air sungai," ujar dia.

Hal tersebut terjadi karena Kabupaten Sukabumi adalah dataran rendah yang berada di bawah kaki Gunung Salak. Selain itu, Kabupaten Sukabumi juga dilewati beberapa anak sungai yang mengalir dari Gunung Salak.

"Kalau peristiwa Cibuntu sungai-nya terpisah, aliran sungainya beda lagi," imbuh dia.

Untuk mencegah adanya korban, Ugur mengimbau agar warga yang tinggal di bawah kaki Gunung Salak dan sekitar sungai lebih berhati-hati saat musim hujan.

Saat musim hujan belangsung, ia menyarankan agar para warga di daerah yang rawan banjir dan longsor mengungsi ke tempat yang aman untuk mengantisipasi munculnya risiko yang berbahaya.

"Sudah diimbau ke warga sekitar aliran sungai agar tetap waspada di saat musim hujan sekarang," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2020/09/28/06200061/hulu-sungai-longsor-tanah-di-gunung-salak-terlihat-terbelah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke