Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2020, 05:53 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com- Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara ( Sultra) berhasil membubarkan aksi unjuk rasa yang berujung anarkis di kawasan pusat bisnis dan perdagangan Jalan MT Haryono, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Kamis (17/9/2020)

Aksi blokir jalan yang dilakukan ratusan pemuda itu menyebabkan kemacetan di sepanjang jalan Mayjen MT Haryono Kendari, dan mal, ruko dan kantor bank di kawasan itu tutup lebih awal.

Tak hanya itu, massa merusak traffic light, rambu lalu lintas dan portal masuk ke Mal Lippo Plaza.

Baca juga: Usai Demo Penambangan Pasir Laut, 11 Warga Ditangkap dan Perahunya Dirusak Aparat

 

Sehingga para pengunjung mal terbesar di Kendari itu terjebak dan sangat panik dengan aksi tersebut.

Dalam tuntutannya massa mendesak Kapolda Sultra mundur dari jabatannya lantaran dianggap lamban dalam penanganan kasus penghinaan terhadap suku Tolaki di media sosial yang telah mereka laporkan ke Polda setempat.

Para pengunjuk rasa sempat terlibat bentrok dengan petugas polisi saat dibubarkan di perempatan lampu merah Jalan Mayjen MT Haryono, akibatnya dua anggota polisi terluka dan lima dari pengunjuk rasa diamankan di Mapolres Kendari.

Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, lima orang pendemo dibawa ke polres untuk dimintai keterangan.

"Lima orang diamankan oleh polres Kendari, dan saat ini sedang didalami. Jika mereka terlihat akan kami proses,jika tidak ada kami kembalikan," ungkap

Terkait tuntutan para pengunjuk rasa, Ferry mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan atas laporan penghinaan terhadap etnis Tolaki oleh beberapa akun Facebook.

"Kasusnya tetap kita proses. Tim telah melakukan pelacakan jejak digital, ada beberapa yang tidak bisa diproses karena ternyata hasil pelacakan ada yang anonimus," terangnya.

Baca juga: Mahasiswa Diculik dan Dianiaya Usai Demo, Kuasa Hukum Temukan Kejanggalan Penanganan Polisi

Dijelaskan, ada juga yang berstatus suami istri, karena ada masalah rumah tangga sehingga sang suami menghina istrinya di medsos, dan ada siswa SMA juga memposting kata-kata penghinaan terhadap Suku Tolaki tapi setelah dilakukan pelacakan ternyata akun Facebooknya dikendalikan oleh orang lain.

"Terakhir di Kolaka seorang ustaz, ini agak sensitif bisa menyangkut masalah SARA. Kami harus melakukan pendalaman lagi dari ahli-ahli di bidang agama," kata Ferry.

Ia menambahkan, dalam pengamanan aksi demo itu ada dua satuan setingkat kompi (SKK) petugas polisi dari Polres dan Polda Sultra diturunkan ke lokasi.

"Aksi sejak pagi, Kapolres sudah nego dengan teman-teman yang turun aksi. Keributan pukul 15.00 Wita dan pukul 16.00 lokasi sudah kondusif, dan kita patroli untuk memastikan situasi aman," jelasnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com