KOMPAS.com- Seorang pria yatim di Desa Kerpangan, Kecamatan Lecet, Probolinggo bernama Slamet Effendy (30) memiliki impian berhaji bersama ibundanya.
Untuk mewujudkan mimpinya tersebut, Slamet berupaya mengumpulkan sedikit demi sedikit uang dari hasil mengamen.
Setelah 10 tahun, ia pun bisa mendaftarkan ibunya yang bernama Atmani berhaji.
Baca juga: Nabung 10 Tahun, Pengamen Daftar Haji Bersama Ibunya
Ayahnya telah lama meninggal karena sakit. Sedangkan sehari-hari Slamet hanya mengandalkan uang dari hasil mengamen.
Akibat kondisi keuangan keluarganya yang terbatas, Slamet terpaksa harus putus sekolah sejak SD.
Slamet mengatakan, setiap hari dirinya mengamen dari pagi hingga malam demi mewujudkan impian berhaji dengan sang ibu.
Biasanya, Slamet berangkat mengamen dengan berjalan kaki pada saat Subuh dan kembali pukul 22.00 WIB.
Uang yang didapatnya tersebut ia kumpulkan sedikit demi sedikit.
"Tiap hari nabung ke ibu Rp 20.000- Rp 25.000. Tabungannya disimpan ibu. Kalau sudah banyak, uang recehan ditukar ke toko," kata dia.
Oleh ibunya, uang-uang itu hanya disimpan di kantong plastik di rumahnya.
"Disimpan di tas kresek dan disimpan di rumah sampai banyak," Slamet mengenangnya.
Baca juga: Kisah Pilu Pemulung dan Bayinya yang Berusia Satu Bulan, Tidur di Gerobak Sampah karena Terusir
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.