Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mampu Bayar Biaya Tes Kesehatan Rp 2 Juta, 4 Mahasiswa Mengadu ke Bupati

Kompas.com - 04/09/2020, 09:57 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi

 

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com– Empat calon mahasiswa asal Polewali Mandar, Sulawesi barat mengadu ke Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar, Kamis (3/9/2020).

Mereka mengadu lantaran tak mampu membayar biaya surat keterangan sehat senilai Rp 2 juta dari rumah sakit.

Keempat mahasiswa ini diwajibkan mengurus surat keterangan sehat sebagai salah satu persyaratan untuk mendaftar di Sekolah Politeknik Pembangunan Pertanian, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Keempat calon mahasiswa itu yakni Roni, Nur Sarmila, Sukmar, dan Darmawan.

Keempat mahasiswa ini ditemani oleh Salama, orangtua dari Sukmar mendatangi kantor Bupati Polewali Mandar.

Baca juga: PPDB Jatim, Surat Keterangan Sehat Diganti dengan Keterangan dari Orangtua

Karena tak berhasil menemui bupati di kantornya, mereka lalu menemui bupati di sport center saat sedang sarapan pagi.

Melalui Humas Protokoler Pemkab Polewali Mandar mereka mengadukan adanya pungutan tarif yang dilakukan oleh pihak RSUD yang dianggapnya mahal dan terlalu membebani masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

"Saya memang berinisiatif menemui Bupati. Dari tadi pagi saya tunggu di lobi Kantor Bupati. Saya tanya sama Satpol PP,"kata Salama'.

Menurut salah seorang siswa, Darmawan, awalnya mereka berempat hendak mendaftar di Politeknik Pembangunan Pertanian, kabupaten Gowa, Sulsel.

Syarat untuk masuk ke Politeknik tersebut harus melampirkan surat keterangan berbadan sehat dari rumah sakit daerah masing-masing pendaftar atau calon mahasiswa.

"Andai tidak ada Covid, pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan di kampus, itu biayanya 700 ribu rupiah. Namun karena ada Covid maka kami disuruh memeriksa kesehatan di RS daerah masing-masing," katanya.

Mereka berempat lalu mendatangi RSUD Polewali Mandar, Rabu (2/9/2020) untuk melakukan check up medical. Namun mereka kaget setelah mendengar tarifnya sebanyak Rp 2 juta.

Karena tak sanggup membayar biaya sebesar itu, mereka lalu menunda untuk memeriksakan kesehatan dan masing-masing berunding dulu dengan pihak keluarga.

Tak percaya dengan biaya setinggi itu, mereka lalu menanyakan hal ini ke pihak Humas RS mengenai tarifnya serta rinciannya.

Menurut Darmawan, awalnya ia diminta membayar Rp 2 juta. Namun karena mempertanyakan biaya tetsebut terlau besar dan sangat mebebani pihak rumah sakit lalu memberikan tawaran atau keringanan hingga Rp 1,5 juta per orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com