Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penambang Timah Tewas, Pemerintah dan Pengusaha Dinilai Melanggar HAM

Kompas.com - 31/08/2020, 09:25 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Menurut Walhi, selama ini tata kelola pertimahan hanya dinilai dari cara pandang perhitungan ekonomi semata, tanpa mempertimbangkan secara adil lanskap keberlanjutan fungsi ekologis dan keselamatan masyarakat.

Di sisi lain, Babel telah kehilangan lahan produktif seluas 320.760 hektar dalam waktu 10 tahun. Akibatnya, fungsi ekologis terus terganggu dan terancam keberlanjutannya.

Babel dinilai rentan dengan bencana seperti banjir, kekeringan dan angin puting beliung sebagai akibat dari rusaknya kawasan hutan dan daerah aliran sungai yang merupakan wilayah resapan air dan sumber mata air tanah.

Diberitakan sebelumnya, enam penambang timah tewas pada Sabtu (29/8/2020), saat menggali timah di kedalaman 12 meter di kawasan Lubuk, Bangka Tengah.

Seluruh jasad korban ditemukan setelah tim gabungan mengerahkan alat berat dan melakukan upaya pencarian hingga Minggu (30/8/2020) dini hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com