Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Semburan Lumpur di Blora, Ahli Sebut Fenomena Alam

Kompas.com - 31/08/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

"Gas beracun tergantung besar-kecil semburan, ketinggian semburan... Jadi kalau terbawa angin kemudian efeknya bisa sejauh mana itu berkaitan dengan kadar gas," papar Tri.

"Kalau efek kadar gas tinggi, bisa menimbulkan kematian. Dilhat dari volumenya, yang terjadi di Kesongo, [ada warga yang] muntah dan pusing," katanya.

Baca juga: 7 Semburan Lumpur yang Pernah Ada di Indonesia

Dia kemudian meminta otoritas terkait di Kabupaten Blora untuk membuat pembatas di lokasi semburan. "Dan harus ada ketentuan, warga bisa memasuki area hanya dalam radius tertentu," demikian Tri.

Apakah semburan mud volcano bisa diprediksi?

"Kalau ini sulit diprediksi," kata Tri Winarno.

"Seperti gempa bumi, tidak bisa diprediksi, karena itu berkaitan dengan ketersediaan faktor panas dari bawah."

"Sama seperti memprediksi gunung api bisa meletus berapa tahun sekali... Artinya itu bisa terulang, tapi prediksi secara tepat kapan terjadi lagi, itu hanya perkiraan," tambah Tri.

Baca juga: 2 Tahun Bertahan Tanpa Murid karena Lumpur Lapindo, SDN Mindi 1 Akhirnya Ditutup

'Warga lari hindari gas, 17 ekor kerbau terkubur lumpur panas'

(Choirul Imam, warga Dukuh Pekuwon Lor, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jateng)

Pada hari Kamis (27/08), sekitar pukul 05.30 WIB pagi, ada seorang warga, Marno, melepaskan beberapa kerbau miliknya di pinggiran padang rumput di kawasan rerumputan Keno.

Lalu muncul retakan di kawasan tanah terus keluar semburan gas dan lumpur di kawasan itu.

Kerbau milik Marno sampai terkubur lumpur, dan Marno berusaha lari sampai jungkir-balik mencoba menyelamatkan diri dan dia sempat menghirup gas.

Dia kemudian dilarikan ke puskesmas setempat untuk mendapat perawatan, diberi oksigen dan setelah tiga jam dirawat dibolehkan pulang.

Baca juga: Utang Belum Lunas, Lapindo Tawarkan Tanah Terdampak Lumpur ke Pemerintah

"Sampai Jumat (28/8/2020) siang, banyak warga yang mengunjungi lokasi - menjadi tempat wisata dadakan," kata Choirul Imam.

Ada 17 ekor kerbau yang terkubur lumpur. Satu ekor kerbau berhasil diselamatkan warga.

Sebelumnya, letusan seperti ini sering terjadi, tapi tidak besar seperti ini.

Dulu setiap tahun ada dua atau tiga letusan, dengan ketinggian semburan kisaran antara satu dan dua meter.

Baca juga: Tenggelam karena Lumpur Lapindo, 4 Desa di Sidoarjo Diusulkan Dihapus

Tapi letusan pertama pada Kamis pagi kemarin, ketinggiannya mencapai sekitar 20 meter lebih.

Adapun letusan kedua pada Jumat (28/8/2020) pagi, rata-rata ketinggian sekitar delapan dan 10 meter.

Sampai Jumat siang, banyak warga yang mengunjungi lokasi - menjadi tempat wisata dadakan.

Baca juga: Gelar Tumpengan, Warga Sekitar Semburan Minyak Surabaya Berharap Bencana Lapindo Tidak Terulang

Sekarang diberi police line (garis polisi) dan warga dilarang mendekati lumpur atau pusat semburan. Jarak ke pusat semburan sekitar 200 meter.

Dan pada Jumat sore, tidak ada lagi letupan. Yang kita takutkan apabila letuasan itu tiba-tiba muncul.

Terakhir kali ada semburan sebesar ini kira-kira 14 tahun lalu. Warga di sini menyebut kejadian letupan ini sebagai "kraton-kraton yang sedang tidur".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com