Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Tempat Pesanggrahan Belanda di Taman Nasional Kelimutu

Kompas.com - 25/08/2020, 06:55 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Kawasan Taman Nasional Kelimutu Ende sudah sangat mendunia karena keindahan dan kisah mistis 3 kawah danau berwarnanya. 

Ternyata selain 3 kawah danau berwarna itu, ada juga obyek menarik lainnya yakni tempat pesanggrahan atau peristirahatan Belanda.

Kepala Pengelola Taman Nasional Kelimutu, Agus Sitepu, mengatakan, tempat pesanggrahan itu merupakan sebuah bangunan yang dibangun Belanda pada masa penjajahan. 

Bangunan itu sebagai tempat peristirahatan atau persinggahan orang Belanda saat menuju Danau Kelimutu. 

Baca juga: Bendera Pemberian Jokowi kepada Petani Teladan Dikibarkan di Puncak Gunung Kelimutu

"Tempat persinggahan itu terletak area parkir jalan menuju Danau Kelimutu. Saat ini, kami sering sebut tempat ini anjungan persanggrahan," kata Agus, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin siang. 

Agus mengatakan, tempat pesanggrahan Belanda itu belum banyak dilirik wisatawan.

Pesanggrahan Belanda itu pernah direhab Dinas Pariwisata Kabuapten Ende tahun 2015 silam.

Tempat pesanggrahan Belanda itu adalah situs sejarah.

“Saat ini kami mencoba publikasikan dan sedang mencari bentuk arsitektur kunonya, sehingga bisa ditulis di papan informasi,” ungkap Agus.

Agus mengatakan, gaya arsitektur tempat pesanggrahan itu adalah gabungan Belanda dan Lio, salah satu suku di Flores.

Arsitek Belanda tampak pada material semen sebagai fondasi dan dinding setengah tembok.

Sementara material kayu dan alang-alang sebagai penutup bangunan itu kental dengan model bangunan di suku Lio.

Agus melanjutkan, bangunan pesanggrahan itu memiliki 2 lantai. Lantai satu terdapat kamar tidur, ruang perapian, dapur, toilet dan kamar mandi.

Sedangkan di lantai 2, terdapat ruangan tanpa sekat yang digunakan selain untuk tidur juga menyimpan bahan-bahan penting dan makanan.

Kedua lantai ini dihubungkan dengan 1 tangga kayu yang terletak di tempat perapian. Bangunan pesanggrahan itu menyerupai pondok.

Baca juga: Ini Rumah yang Disediakan Pemprov NTT untuk Warga Besipae yang Digusur

 

Di tempat itu terlihat ada sumur dan gudang.

Agus menuturkan, pasca kemerdekaan, bangunan itu digunakan sebagai pos pengamatan gunung api oleh pemerintah.

Tempat itu kemudian ditinggalkan, karena sudah dibangun vulkaologi dan Danau Kelimutu masuk jadi taman nasional.

Seiring dengan usia bangunan bertambah dan minimnya perhatian, tempat pesanggrahan itu tidak dipakai lagi.

Yang tersisa hanya puing-puimng tembok yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

“Beberapa waktu lalu, pengelola Taman Nasiolan Kelimutu membenahi tempat pesanggrahan itu untuk mendukung spot wisata sejarah,” sebut Agus.

Baca juga: Pemkab Flotim dan Ende Jemput Warganya Penumpang KM Lambelu

Tempat pesanggrahan itu pernah dimanfaatkan pada acara penting salah satunya saat Workshop Elang Flores yang diselenggarakan tahun 2019.

"Saat ini, pengelola sedang membenahi tempat itu agar wisatawan tidak melulu menumpuk di Danau Kelimutu," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com