Salin Artikel

Menengok Tempat Pesanggrahan Belanda di Taman Nasional Kelimutu

ENDE, KOMPAS.com - Kawasan Taman Nasional Kelimutu Ende sudah sangat mendunia karena keindahan dan kisah mistis 3 kawah danau berwarnanya. 

Ternyata selain 3 kawah danau berwarna itu, ada juga obyek menarik lainnya yakni tempat pesanggrahan atau peristirahatan Belanda.

Kepala Pengelola Taman Nasional Kelimutu, Agus Sitepu, mengatakan, tempat pesanggrahan itu merupakan sebuah bangunan yang dibangun Belanda pada masa penjajahan. 

Bangunan itu sebagai tempat peristirahatan atau persinggahan orang Belanda saat menuju Danau Kelimutu. 

"Tempat persinggahan itu terletak area parkir jalan menuju Danau Kelimutu. Saat ini, kami sering sebut tempat ini anjungan persanggrahan," kata Agus, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin siang. 

Agus mengatakan, tempat pesanggrahan Belanda itu belum banyak dilirik wisatawan.

Pesanggrahan Belanda itu pernah direhab Dinas Pariwisata Kabuapten Ende tahun 2015 silam.

Tempat pesanggrahan Belanda itu adalah situs sejarah.

“Saat ini kami mencoba publikasikan dan sedang mencari bentuk arsitektur kunonya, sehingga bisa ditulis di papan informasi,” ungkap Agus.

Agus mengatakan, gaya arsitektur tempat pesanggrahan itu adalah gabungan Belanda dan Lio, salah satu suku di Flores.


Arsitek Belanda tampak pada material semen sebagai fondasi dan dinding setengah tembok.

Sementara material kayu dan alang-alang sebagai penutup bangunan itu kental dengan model bangunan di suku Lio.

Agus melanjutkan, bangunan pesanggrahan itu memiliki 2 lantai. Lantai satu terdapat kamar tidur, ruang perapian, dapur, toilet dan kamar mandi.

Sedangkan di lantai 2, terdapat ruangan tanpa sekat yang digunakan selain untuk tidur juga menyimpan bahan-bahan penting dan makanan.

Kedua lantai ini dihubungkan dengan 1 tangga kayu yang terletak di tempat perapian. Bangunan pesanggrahan itu menyerupai pondok.

Di tempat itu terlihat ada sumur dan gudang.

Agus menuturkan, pasca kemerdekaan, bangunan itu digunakan sebagai pos pengamatan gunung api oleh pemerintah.

Tempat itu kemudian ditinggalkan, karena sudah dibangun vulkaologi dan Danau Kelimutu masuk jadi taman nasional.


Seiring dengan usia bangunan bertambah dan minimnya perhatian, tempat pesanggrahan itu tidak dipakai lagi.

Yang tersisa hanya puing-puimng tembok yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

“Beberapa waktu lalu, pengelola Taman Nasiolan Kelimutu membenahi tempat pesanggrahan itu untuk mendukung spot wisata sejarah,” sebut Agus.

Tempat pesanggrahan itu pernah dimanfaatkan pada acara penting salah satunya saat Workshop Elang Flores yang diselenggarakan tahun 2019.

"Saat ini, pengelola sedang membenahi tempat itu agar wisatawan tidak melulu menumpuk di Danau Kelimutu," kata Agus.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/25/06552781/menengok-tempat-pesanggrahan-belanda-di-taman-nasional-kelimutu

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke