Dirinya pun mengakui, sebelum pemilihan, isu SARA dan agama sempat santer terdengar.
Bahkan, usai dirinya dinyatakan terpilih, ada kekecewaan-kekecewaan sejumlah warga.
Namun, dirinya menganggap hal itu biasa dalam demokrasi. Dirinya pun merangkul mereka.
"Usai pemilihan memang ada riak-riak kecil, tetapi tidak sampai benturan fisik. Saya pikir itu wajar, karena bagian dari ekspresi kecewa," kata Ahmad.
Baca juga: Mengemis Pakai Foto Anak Sakit Kanker dan Mengaku untuk Beli Sabu, Suami Istri Ini Dilepaskan
Ahmad menjelaskan, ia terpilih karena tingkat kesadaran masyarakat sangat luar biasa dalam hal toleransi hidup beragama.
Mereka yang beragama Katolik tidak pernah membedakan calon pemimpin dari agama lain.
Saat pelantikan, Ahmad pun mengajak warga untuk tak lelah menjaga toleransi.
"Saat saya dilantik, saya imbau kepada warga, kita ini urus negara, bukan agama. Kita harus kompak membangun Desa Compang Ndejing agar terus maju," kata Ahmad.
(Penulis: Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor: Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.