Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sepucuk Surat Anak Kecil Itu Sentuh Hati Gubernur Ganjar: Saya Trenyuh...

Kompas.com - 14/08/2020, 15:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sepucuk surat yang ditulis oleh gadis penyandang disabilitas di Blora, Alenda Primavea Devi (11) telah menyentuh hati Gubernur Jawa Tengah.

Kepada Ganjar Pranowo, bocah itu menulis mimpinya melanjutkan sekolah dengan kondisi kelainan kakinya.

"Pak Ganjar, saya ingin kaki saya sembuh. Saya ingin sekolah," tulis Vea, sapaan anak itu.

Tulisan Vea merepresentasikan harapannya melanjutkan pendidikan di SD, namun sempat terhalang penolakan dari sekolah lantaran kondisi fisiknya.

Baca juga: Pak Ganjar, Saya Ingin Kaki Saya Sembuh, Saya Ingin Sekolah...

Ganjar tersentuh, hubungi Vea

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemu di kantornya, Kamis (13/8/2020).KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemu di kantornya, Kamis (13/8/2020).
Surat yang ditulis Vea menyentuh hati sang gubernur. Ganjar pun menghubungi Vea yang berdomisili di Kabupaten Blora.

"Waktu saya telepon, saya trenyuh. Ternyata Vea sudah 11 tahun," kata Ganjar.

"Kemudian saya tanya 'Vea, kamu mau enggak masuk sekolah?' Dia jawab: mau tapi saya minta ke negeri (sekolah), Pak. Boleh-boleh," kata Ganjar, Jumat (14/8/2020).

Baca juga: Semangat Bersekolah Bocah Penyandang Disabilitas Ini Sentuh Hati Ganjar

 

Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.DOKUMEN KELUARGA VEA Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Vea bersekolah

Setelah sempat mengalami penolakan di Sekolah Dasar lantaran kelainan fisiknya, gubernur memastikan Vea bisa bersekolah.

"Vea sudah dapat sekolah negeri. Kasusnya sama seperti di Purworejo masuk ke sekolah negeri. Tapi masuk keluar masuk keluar, ya enggak apa-apa," ujar Ganjar.

Kondisi Vea, lanjut Ganjar, berbeda. Bahkan sebelumnya, menurut keterangan ibunda Vea, anaknya tergolong siswa yang cerdas.

"Tapi si Vea ini agak beda karena dia sakitnya, maaf ya di kakinya. Anaknya sehat. Sudah boleh di sekolah negeri. Jadi konsepnya inklusi. Dia (Vea) bisa bersekolah pakai kursi roda," jelas Ganjar.

Baca juga: Bocah Disabilitas Ditolak Masuk SD, Ganjar Angkat Bicara

Bakat anak disabilitas

Ilustrasi difabelShutterstock Ilustrasi difabel
Ganjar mengatakan, orang seringkali tidak menyadari bahwa penyandang disabilitas memiliki kelebihan.

Anak-anak penyandang disabilitas, ujar dia, juga memiliki bakat masing-masing.

Gubernur meminta, semua sekolah menyiapkan diri dengan sistem inklusi bagi anak berkebutuhan khusus.

"Harapan kita semua sekolah bisa menyiapkan diri menjadi inklusi. Karena kita tidak pernah tahu bakat anak-anak penyandang disabilitas yang punya talenta khusus. Maka semua (sekolah) harus siap-siap menjadikan sekolah inklusi," tegasnya.

Baca juga: Setelah Surati Ganjar, Pemkab Blora Bantu Bocah Disabilitas untuk Bersekolah dan Sembuh

 

Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.DOKUMEN KELUARGA VEA Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Ibunda Vea sempat menangis memohon agar anaknya bisa bersekolah

Diberitakan sebelumnya, Vea mendapatkan penolakan meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar.

Bahkan ibunda Vea, Adin Puji Utami sempat menangis meminta sekolah menerima putrinya.

"Saya pernah memohon-mohon dan menangis supaya bisa masuk SD, tapi tetap tak diterima. Mau diperiksakan untuk terapi, tapi kami tak punya biaya. Kasihan Vea. Semoga ada dermawan yang mau membantu," ungkap Adin.

Sekolah umum menyarankan Vea melanjutkan pendidikan ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Anak saya itu hanya cacat tulangnya, namun untuk otak dan mentalnya alhamdulillah normal. Namun kenapa sekolah umum ditolak. Kami tolak tawaran ke SLB," kata Adin.

Baca juga: Nestapa Penyandang Disabilitas yang Tak Terima Bantuan Pemerintah, Hidup dari Belas Kasih Tetangga

Kelainan di kaki, anak yang cerdas dan bersemangat tinggi

Ilustrasi.TOTO SIHONO Ilustrasi.
Vea terlahir prematur. Saat lahir, dokter mengingatkan perihal risiko anak terlahir prematur, yakni mengalami gangguan fisik dan mental.

Vea rupanya mengalami kelainan fisik pada tulang kaki.

Jangankan untuk berjalan, berdiri saja Vea tak mampu.

Gadis kecil itu baru bisa mengangkat punggung dan duduk di usia delapan tahun.

Sedagkan orangtuanya, Adin dan Gimin tak memiliki biaya mengobati Vea.

Meski harus menggunakan kursi roda, kata Adin, putrinya termasuk anak yang pintar ketika bersekolah di Taman Kanak-Kanak.

"Semangatnya tinggi dan terhitung pintar. Membaca, menghitung dan menulis lancar. Jadi materi pelajaran mudah dipahaminya," tutur Adin.

Baca juga: Pemerintah Terus Berupaya Hilangkan Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas

Wakil Bupati Blora, Arief Rohman bersama Dinsos Blora, Baznas dan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Dr. Soeharso Surakarta mengunjungi Vea di rumah kontrakan orangtuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (11/8/2020).DOKUMEN PEMKAB BLORA Wakil Bupati Blora, Arief Rohman bersama Dinsos Blora, Baznas dan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Dr. Soeharso Surakarta mengunjungi Vea di rumah kontrakan orangtuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (11/8/2020).

Sudah dikunjungi wakil bupati Blora

Menyusul kejadian itu, Wakil Bupati Blora Arief Rohman mengunjungi Vea dan keluarganya.

Dalam kunjungan itu, Vea kaki Vea diperiksa oleh ahli terapi dari BBRSPDF Prof Dr Soeharso Surakarta.

Arief memastikan, akan mengawal pengobatan dan terapi Vea hingga ia bisa berdiri dan berjalan.

"Kami akan kawal bersama agar Dik Vea lebih baik lagi. Komunikasi Vea lancar kok, bisa membaca dan menulis," tutur Arief.

Pemkab Blora juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blora perihal sekolah Vea.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Puthut Dwi Putranto Nugroho, Riska Farasonalia | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com