Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Firman, Sarjana yang Sukses karena Menggeluti Sampah

Kompas.com - 14/08/2020, 09:17 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Dalam sehari, ia bisa menampung 1 ton limbah botol plastik dari warga sekitar dan dari pengepul. 

Dari kuantitas sebanyak itu menyusut menjadi 7 kuintal setelah dipilah dan diolah dengan mesin pencacah.

“Usaha daur ulang sampah ini sebenarnya minim risiko, karena sampah tidak mengenal masa kadaluarsa,” ucap dia.

Cara pengolahan

Firman menerangkan, dalam mengolah limbah botol plastik dibutuhkan mesin penggiling atau pencacah.

Sebelum dilakukan pencacahan, limbah botol plastik disortir dan dipilah terlebih dahulu sesuai jenis dan bahannya.

Setelah disortir, botol-botol plastik itu kemudian dimasukkan ke dalam mesin untuk menghasilkan cacahan atau flakes.

“Cacahan ini yang kemudian saya jual. Sejauh ini, saya memasok ke wilayah Bekasi, Sukabumi, Bogor dan Bandung,” kata Firman.

Untuk menghasilkan cacahan plastik yang berkualitas dan punya nilai jual tinggi, maka flakes tersebut harus bersih dari kotoran dan kering optimal.

“Namun, untuk mengeringkannya masih dijemur, sehingga kerap terkendala cuaca. Semoga ke depan kami bisa punya mesin sentris agar pengeringannya bisa cepat dan efisien,” ucapnya.

Sejauh ini, ia baru sanggup memproduksi 2,5 ton flakes, karena keterbatasan alat dan tenaga kerja. Padahal, permintaan dari luar daerah diakuinya cukup tinggi.

“Untuk 2,5 ton cacahan itu dijual Rp 25 juta ke pihak pemesan,” sebut Firman.

Jadi bahan jersey hingga peralatan rumah

Sejauh ini, Firman mampu memproduksi berbagai jenis flakes, mulai dari PP atau polypropylene, PP Injection, blowing dan jenis lainnya.

Berdasarkan jenisnya itu, flakes kemudian diolah kembali untuk menjadi bahan baku pembuatan produk, mulai dari peralatan rumah tangga hingga dijadikan benang.

"Nah, benang dari flakes ini kemudian dijadikan bahan untuk membuat jersey atau kaos olahraga," sebut dia.

Firman bermimpi, suatu hari nanti, ia tak hanya bisa memproduksi flakes, melainkan bisa memproduksi barang atau produk jadi dari daur ulang limbah botol plastik ini.

“Namun perlu modal besar. Semoga saja pemerintah mau peduli dengan apa yang saya dan pemuda desa sini lakukan,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com