Meski keluarga sempat khawatir lantaran anaknya ditempatkan di Papua, rupanya tak demikian dengan Hendry.
Hendry justru pernah bermimpi menulis sebuah buku mengenai pengalaman bekerja di Papua.
"Saya menyarankan untuk Henry mencatat dan merekam kejadian di sana," kata dia.
Baginya, putranya itu adalah anak yang baik. "Hendry juga anak yang idealis," sang ayah mengenang sosok anak lelakinya.
Baca juga: Staf KPU yang Tewas di Yahukimo Dikenal Idealis, Punya Mimpi Tulis Buku
Apalagi, Hendry meninggal lantaran ditikam dan dibunuh oleh seseorang yang hingga kini masih dicari keberadaannya.
Penasaran dengan kematian sang anak, keluarga terus mencoba mencari tahu. Meski selama ini mereka lebih banyak mendapatkan informasi melalui media sosial.
"Saya sempat menanyakan detail kejadian yang menimpa Henry kepada Sekretaris KPU Yahukimo, tetapi dia tidak berani menjelaskan secara detail,” kata Sugeng.
"Kami hanya ingin mempertanyakan, apa niatnya (pelaku) sampai melukai dan menghabisi anak saya," ujar dia, seperti dilansir dari Tribun Jogja.
Sugeng sangat ingin tahu mengapa anaknya diserang.
"Anak saya bukan penentu pemenang Pilkada atau penentu siapa diterima sebagai caleg, tanda tangannya tidak dibutuhkan. Karena sebagai orang IT kan hanya di belakang layar,” kata Sugeng.
Baca juga: Permintaan Sang Ibu, Jenazah Staf KPU Yahukimo Dimakamkan di Yogyakarta