Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perburuan Liar Lutung Jawa di Malang akibat Mitos Meningkatkan Vitalitas

Kompas.com - 12/08/2020, 11:16 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Protection of Forest and Fauna atau ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid mengatakan, perburuan liar terhadap lutung jawa marak disebabkan oleh mitos.

Menurutnya, ada dua mitos tentang daging hewan dilindungi itu jika dikonsumsi.

Pertama adalah meningkatkan vitalitas dan kedua dapat meningkatkan efek minuman keras.

"Memang ada pemanfaatan daging. Pertama ada mitos daging lutung meningkatkan vitalitas. Kedua, bagi kelompok yang meminum minuman keras, katanya efeknya lebih nendang," kata Rosek, di Kantor ProFauna, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Selasa (11/8/2020).

Baca juga: Seekor Lutung Jawa Ditemukan Mati Tergantung, Tersisa Kulit dan Kepala

Rosek menduga, lutung jawa atau Trachypithecus auratus yang ditemukan tergantung di hutan lindung petak 212 Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, itu telah menjadi korban perburuan liar akibat mitos tersebut.

Sebab, primata yang statusnya dilindungi itu tersisa kulit dan kepala yang tergantung di pohon.

Sedangkan dagingnya sudah tidak ada. Diperkirakan, daging lutung dewasa itu telah diambil untuk dikonsumsi.

"Terbukti dagingnya tidak ada. Tersisa kepala dan kulit," ujar dia.

Rosek mengatakan, lutung jawa yang sudah berusia dewasa dagingnya bisa mencapai 3 kilogram.

Sampai saat ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur masih memburu pelaku perburuan liar itu.

Baca juga: Lutung Jawa Ditemukan Tergantung, BBKSDA Jatim Selidiki Dugaan Perburuan Liar

 

Diperkirakan, lutung jawa berbulu hitam itu mati akibat ditembak.

"Kami bersama tim ke lokasi. Kebetulan ditemukan hanya bagian tangan. Namun demikian, ini salah satu langkah kami untuk mengungkap perburuan liar," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo BBKSDA Jawa Timur, Mamat Ruhimat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com