YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah warung mi ayam di Jalan Bugisan Selatan No 48, Kota Yogyakarta, sekilas tidak berbeda dengan pedagang lainnya. Namun, warung ini ramai dikunjungi pembeli.
Warung yang berada di pinggir jalan ini mematok harga Rp 5.000 untuk satu porsi mi ayam. Harga yang terbilang murah itu membuat warung ini ramai didatangi pembeli sejak dua bulan terakhir.
Pemilik warung mi ayam, Gatot Prayitno (40), menceritakan perjalanannya berdagang mi ayam.
Awalnya, Gatot merintis usaha mi ayam di sebuah kampung di Solo, Jawa Tengah.
"Saya belajar secara otodidak, dulu awal jualan di kampung daerah Solo," ujar Gatot saat ditemui di warungnya, Jalan Bugisan Selatan No 48, Kota Yogyakarta, Jumat (7/8/2020).
Baca juga: Mendagri Tito: Petahana yang Tak Serius Tangani Covid-19 Tidak Usah Dipilih
Saat berjualan di kampung, warung mi ayam Gatot tak terlalu ramai. Ia pun memutuskan pindah ke Yogyakarta.
"Waktu di kampung itu kan kurang pembelinya, saya terus ke Yogya. Pikiran saya jualan di kampung dengan di kota yang banyak orang, istilahnya banyak duitnya kemungkinan lebih mudah berjualan dengan orang yang banyak duitnya," kata dia.
Di Yogyakarta, Gatot membuka warung mi ayam di sekitar GOR Amongrogo. Setelah itu, Gatot pindah berjualan di Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan.
Saat itu, Gatot menjual satu mangkok mi ayam seharga Rp 4.000.
"Dulu di depan Pasar Klitikan, Pakuncen. Dulu malah harganya masih Rp 4.000, tapi dulu sudah lama, ya banyak pelanggan saya waktu itu," ungkapnya.