Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Hidupi Anak dan Cucu di Kampung, Mak Romlah Rela Jadi Penjual Gorengan di Semarang

Kompas.com - 05/08/2020, 14:17 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Mak Romlah yang ditinggal pergi suaminya saat dirinya hamil ini mengenang kisahnya sebelum dirinya berjualan gorengan di Semarang.

Sewaktu masih remaja, dia pernah menjalani pekerjaan di Jakarta sebagai pembantu rumah tangga.

"Saat itu masih hamil ditinggal suami pergi. Kerja di Jakarta jadi pembantu rumah tangga, pernah jaga toko, jaga orang tua sakit. Waktu melahirkan pulang ke kampung. Lalu mulai kerja lagi. Saya kerja apa saja mau karena orang enggak punya. Pernah kerja di Serang, Banten, Malang, Kalimantan dan sekarang di Semarang. Waktu itu uangnya dikumpulin buat bantu orangtua karena hidupnya juga kekurangan," ungkapnya.

Baca juga: Detik-detik Seorang Ibu Melahirkan di Atas Mobil Patroli Polisi Tanpa Bantuan Medis

Mak Romlah yang hanya lulus sekolah dasar ini bercerita kedua orangtuanya meninggal dunia setelah ada peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada 2010.

Belum lagi, saat mendengar kabar suaminya yang meninggal dunia karena tenggelam saat bekerja sebagai ABK di kapal.

Meski sudah berpisah dengan suaminya itu, tapi hati Mak Romlah merasa teriris takala mengetahui kabar duka tersebut.

"Setelah berpisah suami sempat menikah lagi. Dia bekerja di sebuah kapal sebagai kuli angkut barang, tapi meninggal dunia karena tenggelam," ceritanya sambil menahan haru.

Di tengah kondisinya yang serba kekurangan, Mak Romlah tetap tegar dan sudah terbiasa berjuang hidup sendiri. Dia tak ingin menyusahkan orang lain.

Terlebih menyusahkan adik kandungnya yang sudah puluhan tahun tidak bertemu dengannya karena sudah hidup berkeluarga dan tinggal di Solo.

Baca juga: Di Balik Cerita Istri ABK Kirim Surat Terbuka kepada Jokowi, Khawatir Setelah Suami Setahun Hilang Kontak

"Makan setiap hari paling nasi sama sayur saja sama teh. Biar cukup. Kalau jajan yang murah karena uangnya enggak cukup, tapi saya tetap jalani aja. Pengen dikumpulin uangnya buat beli tivi di kamar kontrakan. Sekarang kan sudah tua, apalagi pernah sakit gula tapi sudah sembuh, tapi semoga keinginan beli tivi bisa terwujud," harapnya.

Di usianya yang tak lagi muda dan pernah menderita diabetes, Mak Romlah tetap pantang menyerah berjualan keliling setiap hari. Dia tak pernah mengeluh meskipun hidupnya susah.

"Meskipun jualan gini (gorengan) yang penting enggak punya utang. Pernah ditawarin jualan warungan tapi saya engga punya biaya. Wes jualan gini saja sudah cukup yang penting sehat terus enggak mikir utang. Bisa lihat kedua cucu saya senang, saya juga ikut senang," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com